News Update

Sunday, May 5, 2013

Tentang Kami



SEJARAH
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu unit fungsional sebagai penyelenggara pendidikan dokter spesialis di Indonesia.
                Dalam perkembangannya sesuai dengan misi pendidikan, pelayanan dan penelitian Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada / RS. Dr. sardjito Yogyakarta berkembang untuk membentuk beberapa sub Bagian yaitu :
-          Sub Bagian Bedah Digestif
-          Sub Bagian Bedah Onkologi
-          Sub Bagian Bedah Anak
-          Sub Bagian Bedah Thorak dan Vaskular
-          Sub Bagian Bedah Plastik
-          Sub Bagian Urologi
-          Sub Bagian  Syaraf
-          Sub Bagian Orthopedi
Mengingat bahwa sampai tahun 2004, jumlah spesialis Bedah Anak di seluruh Indonesia hanya 35 orang untuk melayani 220 juta penduduk Indonesia, maka untuk percepatan penambahan jumlah Spesialis Bedah Anak dalam rangka memenuhi kebutuhan nasional, Sub Bagian Bedah Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada / RS. Dr. Sardjito Yogyakarta berpartisipasi aktif untuk ikut memenuhi kebutuhan nasional tersebut.
                Bila dilihat perbandingan jumlah Spesialis Bedah Anak di Indonesia dengan jumlah Penduduk Indonesia saat ini, maka seorang Spesialis Bedah Anak harus melayani 6.300.000 penduduk. Dibandingkan dengan Negara-negara tetangga seperti Singapura, Taiwan dan Hongkong rata-rata seorang Spesialis Bedah Anak hanya melayani 400.000 penduduk.
                Masalah lain adalah penyebaran Spesialis Bedah Anak di Indonesia yang tidah merata akibat sedikitnya Spesialis Bedah Anak yang tersedia sehingga sampai saat ini di Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Riau, Kalimantan (kecuali Kal Sel), Sulawesi ( kecuali Sul Sel), dan Aceh belum mempunyai Spesialis Bedah Anak.
                Dengan pertimbangan-pertimbangan pemikiran diatas maka Sub Bagian Bedah Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada / RS. Dr. Sardjito Yogyakarta berusaha untuk berperan aktif dalam rangka memenuhi kebutuhan Nasional akan tersedianya Spesialis Bedah Anak di Indonesia.
                Pada tanggal 27 Juli 2004, Muktamar Perhimpunan Bedah Anak Indonesia di Padang telah menyetujui untuk membuka Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Anak di Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada / RS. Dr. Sardjito Yogyakarta yang diperkuat dengan Surat Penunjukan Pusat Pendidikan Nomor : 027/PERBANI/VII/2004.
                Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) telah mengadakan rapat pada tanggal 1 September 2004 di Jakarta dan telah mengesahkan terbentuknya Kolegium Bedah Anak Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor : 011/S.Kep/MKKI/IX/2004 dan sebagai tindak lanjutnya akan dibuka Program Studi Spesialis Bedah Anak di beberapa Fakultas Kedokteran yang memenuhi syarat. Hal ini telah diperkuat dengan surat dari MKKI kepada Ketua Komite Pendidikan Kedokteran Indonesia Nomor : 88/MKKI/X/2004 pada tanggal 6 Oktober 2004.
                Pada tanggal 8 Maret 2005 Ketua TKP.PPDA melalui suratnya Nomor : UGM/KU/305/TL/03/02 telah memberikan waktu kepada Sub Bagian Bedah Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, untuk mempresentasikan persiapan-persiapan dalam rangka pembentukan Pusat Pendidikan Program Studi Bedah Anak di Fakultas Kedokteran Universtas Gadjah Mada.
                Pada tanggal 28 April 2005, Ketua Senat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, melalui surat Nomor : UGM/KU/82/SF/05/02, telah memberikan waktu kepada Sub Bagian Bedah Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk mempresentasikan  persiapan-persiapan pembentukan Pusat Pendidikan Program Studi Bedah Anak di Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada / RS. Dr. Sardjito Yogyakarta.
                Melalui surat ketua Kolegium Ilmu Bedah Anak Nomor : 064/Kolegium/PERBANI/XII/2005 Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada telah ditetapkan sebagai salah satu pusat Pendidikan Program studi Bedah Anak yang merekrut peserta didik dari dokter umum melalui seleksi TK.PPDS sambil menunggu proses pengesahan sesuai ketentuan yang berlaku.
                Melalui surat Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor : 3744/D/T/2006 Memutuskan Bahwa : Memberikan ijin penyelenggaraan Program-program Studi Spesialis Bedah Anak pada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
                Melalui Surat Keputusan Rektor Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Nomor : 526/P/SK/HT/2008 SK rector tentang Penetaan dan Penetapan Kembali Izin Penyelenggaraan Program Studi Ilmu Bedah Anak di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

TUJUAN PENDIDIKAN
                Program Studi Bedah Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah mada / RS. Dr. Sardjito Yogyakarta mempunyai tujuan :
  1. Tujuan Pendidikan Umum (TPU)
Setelah menyelesaikan Program Pendidikan di harapkan menghasilkan seorang Dokter Spesialis Bedah Anak dengan kriteria berikut :
            mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengalaman ilmu (aksiologi) kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan UUD’45, PANCASILA dan SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN).
            Mempunyai pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) serta sikap jujur (afektif ) sehingga dapat memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara holistic, akademis, dan professional, serta selanjutnya dan mengamalkan ilmu kesehatan secara maksimal kepada masyarakat.
            Mampu merencanakan, menentukan dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik dan professional tertinggi.
            Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi kedokteran.
  1. Tujuan Pendidikan Khusus (TPK)
            Memahami  pengetahuan dasar, umum dan khusus yang berhubungan dengan kelainan-kelainan Bedah Anak, serta mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran dalam upaya pencegahan, pengobatan kuratif, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta rehabilitasi sehingga masyarakat menjadi sehat fisik, mental dan sosial.
            Mampu melaksanakan pengumpulan data klinis, melakukan analisis, menyimpulkan dan menyelesaikan permasalahan kasus-kasus Bedah Anak baik yang efektifmaupun kasus gawat darurat.
            Mampu bertanggung jawab dalam melakukan profesi system pelayanan kesehatan dengan menunjukkan sikap humanistik, perilaku dan moral sesuai dengan etik profesi kedokteran.
            Mampu melakukan penelitian serta mempunyai minat untuk mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat pendidikan akademik dan professional tertinggi. Serta memahami keterbatasan Ilmu Kedokteran masa kini.
            Membantu mengembangkan ilmu kesehatan secara aktif dalam berbagai jenjang pendidikan.
            Mampu mengorganisir dan terlibat langsung dalam ruang lingkup Bedah Anak.
   
STAF PENGAJAR

Staf Pengajar Bagian Bedah Anak :
  1. dr. Rochadi, Sp.B., Sp.BA
  2. dr. Akhmad Makhmudi, Sp.B., Sp.BA
  3. dr. Nunik Agustriani, Sp.B., Sp.BA
  4. dr. Andi Dwihantoro, Sp.B Sp.BA
  5. dr. Candra Adipurwadi Sp.BA
  6. dr. Muhammad Mansyur, SU
  7. dr. Docky Mooh Rizal
  8. dr. Sugiri Mangunsudiarjo, Sp.PA (K)
  9. dr. Abu Tholib, M.sc.Ph.D,Sp.MK
  10. dr. Bambang Suryono S. Sp.An,KIC,Mkes.KNA
  11. dr. Endy Moeljono,Sp.Rad(K)
  12. Prof. Dr.dr. Marsetyawan,HNES,MSc.Ph.D
  13. dr. Supomo,Sp.B-KBTV


SILABUS

  I. Sub Divisi Bedah Gastrointestinal Anak

1.       Tujuan :
Memberikan pengetahuan yang menyeluruh tentang konsep dan prinsip bedah yang berhubungan dengan kelainan sistem gastrointestinal pada anak sehingga peserta :
a.       Mempunyai hubungan pengetahuan dan pengertian tentang kelainan bedah sistem gastrointestinal pada anak dan pengetahuan klinik umun lain yang berhubungan dengan kelainan tersebut.
b.       Mampu melakukan pemeriksaan, membuat diagnosis dan merencanakan pengelolaan terhadap kasus-kasus kelainan brdah digestif pada bayi dan anak.
c.        Mampu melaksanakan perawatan perioperatif kasus-kasus bedah gastrointestinal pada anak sehingga dapat mengurangi komplikasi
d.       Terampil dalam melakukan pengelolaan kasus-kasus bedah gastrointestinal pada anak baik tindakan operatif atau non operatif, emergensi maupun elektif secara benar dan legeartis.

2.       Kurikulum Pendidikan Bedah Gastrointestinal Anak
1.       Embirologi, anatomi dan fisiologi traktus gastrointestinal, hepar, lien, pancreas, traktus biliaris, diagframa dan dinding abdomen pada anak
2.       Pengetahuan tentang kelainan bedah gastrointestinal pada anak
3.       Ketrampilan diagnostik dan merencanakan pengelolaan kelainan bedah gastrointestinal pada anak
4.       Ketrampilan operatif dan non operatif kelainan bedah gastrointestinal pada anak.

2.1.     Embriologi, anatomi dan fisiologi sistem gastrointestinal pada anak
    2.1.1.      Esofagus
           2.1.2.       Gaster
           2.1.3.       Small bowel
           2.1.4.       Kolon
           2.1.5.       Hepar
           2.1.6.       lien
           2.1.7.       Pankreas
           2.1.8.       Traktus biliaris
           2.1.9        Diafragma
           2.1.10      Dinding abdomen

2.2.     Pengetahuan klinik umum dan khusus kelainan bedah gastrointestinal anak
    2.2.1.      Atresia esofagus/fistula tracheoesofagus, stenosis esofagus,
                    achalasia, esophageal replacement
           2.2.2.       Gastroesofageal reflux
           2.2.3.       Caustic esofageal injury
           2.2.4.       Stricture esofagus
           2.2.5.       Abnormal gastric fixation & volvulus
           2.2.6.       Gastic outlet obstruction, hypertropic pyleric stenosis
           2.2.7.       Duplication of gaster
           2.2.8.       Neonatal gastric perforation
           2.2.9        Foregin bodies & bezoar
           2.2.10      Duodenal atresia dan stenosis
           2.2.11      Anular pancreas
            2.2.12     Pancreatic pseudocyst
            2.2.13     Pancreatic neoplasm
            2.2.14     Biliary atresia
            2.2.15     Congenital biliary duct dilatation
            2.2.16     Spleenic lesions
            2.2.17     Jejuno-ileal atresia/ stenosis
            2.2.18     Meconeum ileus
            2.2.19     Short bowel syndrome
            2.2.20     Intestinal malrotation
            2.2.21     Meckle’s diveticulum
            2.2.22     Alimentary tract duplication
            2.2.23     Patent omphalomesentric duct, omphalomesentric cyst,
                            omphalomesenteric sinus, urechal remnant
2.2.24       Intussuseption
2.2.25       Gastrointestinal bleeding
2.2.26       Diafragmatic hernia
2.2.27       Eventeration of diafragma
2.2.28       Omphalocele dan gastroschizis
2.2.29       Inguinal hernia dan hidrocele
2.2.30       Hischprung’s disiase, Neuronal intestinal dysplasia
2.2.31       Malformasi anorektal
2.2.32       Necrotizing enterocolitis
2.2.33       Neonatal peritonitis
2.2.34       Neonatal sepsis
2.2.35       Trauma traktus gastrointestinal, hepar, pancreas, spleen, chold abuse
2.2.36       Cairan, elektrolit dan gizi pada kasusu bedah anak
2.2.37       Fetel surgery
2.2.38       Organ transplantation

2.3          Ketrampilan Operatif
2.3.1.         Oesophagostomy
2.3.2.         Anastosmosis Oesophagus lewat Thoractomi
2.3.3.         Oseophageal Replecement
2.3.4.         Epigastric Hernial repair
2.3.5.         Repair Hernia Diafragmatika
2.3.6.         Gastrostomi Open
2.3.7.         Gastrostomi Perkutaneus
2.3.8.         Fundoplikasi
2.3.9.         Phyloromiotomi
2.3.10.      Boipsi Liver
2.3.11.      Prosedure Kasai
2.3.12.      Operasi pada kista kholedokus
2.3.13.      Open Cholesistectomy
2.3.14.      Laparotomi, Reseksi, Anastosmosis pada atresia usus
2.3.15.      Meckel’s Diverticulectomy
2.3.16.      Laparotomi pada NEC
2.3.17.      Reduksi Intussusepsi dengan hidrostatik
2.3.18.      Laparotomi Reduksi Open Intussusepsi
2.3.19.      Laparotomi dengan pembuatan Stoma
2.3.20.      Adhesiolisis
2.3.21.      Laparatomi untuk kasus trauma anak
2.3.22.      Laparatomi pada kasus infeksi
2.3.23.      Ladd’s Prosedure
2.3.24.      Splenectomi, Spelenoraphi
2.3.25.      Appendektomi
2.3.26.      Herniotomi
2.3.27.      Ligasi Tinggi
2.3.28.      Pull-Trough Duhamel, Soave, Bolley-Soave, Transanal, PSAHD
2.3.29.      Kolostomi
2.3.30.      Reanastosmosis pada kolostomi (tutup kolostomi)
2.3.31.      PSARP, Anoplasty
2.3.32.      Bouginasi pasca PSARP
2.3.33.      Internal Anal Sphingterotomy
2.3.34.      Anal Fistulotomy
2.3.35.      Drainage Perianal Abses
2.3.36.      Repair rectal prolap
2.3.37.      Biopsi rectal (Suction, Fullthicknes)
2.3.38.      Reapir Kelainan-kelainan Umbilikal
2.3.39.      Reapir Abdominal Wall Defegt

3.       Metode
Seluruh teori dan praktek materi kurikulum diberikan secara berkesinambungan dalam mengikuti stase di subdivisi bedah gastrointestinal anak dalam bentuk bimbingan, presentasi kasus, merawat pasien di ruangan, melakukan tindakan operasi baik emergensi dan elektif.
a.       Pembimbing teori berupa :
§  Tugas baca
§  Presentasi kasus
§  Referat
§  Baca jurnal
b.       Pemberian keterampilan klinik berupa :
§  Presentasi teknik operasi
§  Asistensi dalam operasi
§  Pelatihan keterampilan
§  Supervisi
§  Operasi mandiri
§  Merawat di ruangan
§  Dokter di polikinik

4.       Materi
a.       Bahan bacaan yang wajib (edisi terakhir) :
§  O’Neill Pediatric Surgery
§  Asheraft Pediatric Surgery
§  Freeman Surgery of The New Born
§  Raffensperger Swenson Pediatric Surgery
§  Skandalaksis Embryologi for Surgeon
§  Moore The Developing Humman
§  Ziegler Operatif Pediatric Surgery

b.       Tulisan ilmiah dalam dan luar negeri (jurnal)

5.       Evaluasi
Evaluasi peserta untuk teori, sikap dan keterampilan klinik dilakukan secara terjadwal maupun tidak terjadwal dan dilakukan secara terus-menerus.
Evaluasi dilakukan dalam presentasi kasus, referat, merawat pasien di ruangan, visit ruangan dan keterampilan operasi.


II. Sub Divisi Bedah Onkologi Anak

1. Tujuan :
    Memberikan pengetahuan yang menyeluruh tentang konsep dan prinsip bedah 
    yang berhubungan dengan tumor-tumor pada anak sehingga peserta:
    1. Mempunyai pengetahuan dan pengertian tentang insidensi, jenis-jenis tumor pada anak.
    2. Mampu menjelaskan teori kanker pada anak yang mencakup etiologi, faktor predisposisi, epidemiologi, deteksi dini, simptomotologi.
    3. Mampu melakukan pemeriksaan, membuat diagnosis dan merencanakan pengelolaan terhadap kasus-kasus bedah onkologi anak.
    4. Mampu melaksanakan perawatan perioperatif kasus-kasus bedah onkologi pada anak sehingga dapat mengurangi komplikasi
    5. Terampil dalam melakukan pengelolaan kasus-kasus bedah onkologi pada anak baik tindakan operatif atau non opertaif secara benar dan legertis.

2. Kurikulum Pendidikan Bedah Onkologi Anak
1.       Epidemiologi keganasan pada anak
2.       Prinsip-prinsip onkologi anak
3.       Pengetahuan tentang patologi keganasan pada anak
4.       Keterampilan diagnostik dan merencanakan pengelolaan keganasan pada anak
5.       keterampilan opertif dan non-operatif keganasan pada anak

            Epidemologi, patologi, diagnostik dan penatalaksanaan keganasan pada anak
2.1.1.         Teratoma
2.1.2.         Neuroblastoma
2.1.3.         Rhabdomyosarcoma
2.1.4.         Hepatoblastoma
2.1.5.         Gonadal Tumor
2.1.6.         Wilms’tumor
2.1.7.         Malignant lymphoma

            Keterampilan operatif dan non operatif
                                          Biopsi tumor
                                          Eksisi tumor (wide excision, liver resection, radical nephrectomy)
                                          Multiagent chemotherapy in addition to surgery

3. Metode
    Seluruh teori dan praktek meteri kurikulum diberikan secara berkesinambungan dalam mengikuti stase di subdivisi bedah onkologi anak dalam bentuk bimbingan, presentasi kasus, merawat pasien ruangan, melakukan tindakan operasi.
a.       Pemberian teori berupa :
§  Tugas baca
§  Presentasi kasus
§  Referat
§  Bacaan jurnal
b.       Pemberian keterampilan klinik berupa:
§  Presentasi teknik operasi
§  Asistensi dalam operasi
§  Pelatihan keterampilan
§  Supervisi
§  Operasi mandiri
§  Merawat di ruangan
§  Dokter di poliklinik


4. Materi
a. Bahan bacaan yang wajib :
§ O’neill Pediatric Surgery
§ Asheraft Pediatric Surgery
§ Freeman Surgery of  The New Born
§ Raffensperger Swenson Pediatric Surgery
§ Ziegler Operativ Pediatric Surgery
b. Tulisan ilmiah dalam dan luar negeri (jurnal)

5. Evaluasi
        Evaluasi peserta untuk teori, sikap dan keterampilan klinik dilakukan secara terjadwal maupun tidak terjadwal dan dilakukan secara terus menerus. Evaluasi dilakukan dalam presentasi kasus, referat, merawat p-asien di ruangan, visit ruangan dan keterampilan operasi.    


III. Sub Divisi Bedah Urogenital Anak

1. Tujuan :
Memberikan pengetahuan yang menyeluruh tentang konsep dan prinsip bedah yang berhubungan dengan kelainan sistem urogenital pada anak sehingga peserta :
    1. Mempunyai pengetahuan dan pengertian tentang kelainan bedah urogenital pada anak dan pengetahuan klinik umum lain yang berhubungan dengan kelainan tersebut.
    2. Mampu melakukan pemeriksaan, membuat diagnosis dan merencanakan  pengelolaan terhadap kasus-kasus bedah urogenital pada bayi dan anak.
    3. Mampu melaksanakan perawatan perioperatif  kasus-kasus urogenital pada anak sehingga dapat mengurangi komplikasi
    4. Terampil dalam melakukan pengelolaan kasus-kasus bedah urogenital pada anak baik tindakan operatif maupun non operatif, emergensi tau elektif secara benar dan legeartis.

2. Materi  Pendidikan Bedah Urogenital Anak
1.       Embriologi, anatomi dan fisiologi traktus urinarius
2.       Pengetahuan tentang kelainan kongenital bedah urogenital
3.       keterampilan diagnostik dan merencanakan pengelolaan kelainan bedah urogenital pada anak
4.       Keterampilan operatif dan non operatif kelainan bedah urogenital pada anak.

2.1.     Embriolagi, anatomi, fisiologi traktus urinarius
2.1.1.         Ginjal
2.1.2.         Uretar
2.1.3.         Bladder
2.1.4.         Uretra
2.1.5.         Ganitalia Aksterna dan Interna

2.2.        Pengetahuan tentang kelainan bedah urogenital anak
2.2.1.         Hidrocele
2.2.2.         Crytorchidism
2.2.3.         Hypospadia
2.2.4.         Imperforated hymen
2.2.5.         Adhesion of labia minora
2.2.6.         Clitoral hypertrophy
2.2.7.         Urogenital sinus
2.2.8.         Pseudohermaprodite
2.2.9.         True hermaorodite
2.2.10.      Mixed gonadal dysgesis
2.2.11.      Bladder extrophy
2.2.12.      Cloacal extrophy
2.2.13.      Policictic Kidney
2.2.14.      Hidronefrosis
2.2.15.      PUJO
2.2.16.      Mega ureter
2.2.17.      Ureterocele
2.2.18.      Uretrerocele
2.2.19.      VUR
2.2.20.      Ectopic Ureter
2.2.21.      Bladder extrophy
2.2.22.      Cloacal Extrophic
2.2.23.      PUV
2.2.24.      Epispadia
2.2.25.      Vaginal atresia
2.2.26.      Adhesion of Libia Minora

2.3.        Keterampilan diagnostik dan merencanakan pengelolaan kelainan bedah urogenital

2.4.        Keterampilan operatif dan non operatif kelainan bedah urogenital pada anak
2.3.1           Nefrectomy
2.3.2           Parsial Nefrectomy
2.3.3           Reimpletansi Ureter
2.3.4           Anastosmosis Ureter
2.3.5           Repair Bladder Ekstrophi
2.3.6           Repair Cloacal Extrophi
2.3.7           Ablasi Uretral Valve
2.3.8           Repair Epispadia
2.3.9           Repair Hipospadia
2.3.10       Ligasi Tinggi
2.3.11       Orchidopexy
2.3.12       Orchiectomy
2.3.13       Salphingooforectomy
2.3.14       Valginoplasty
2.3.15       Adhesiolisis Of Labia Minora
2.3.16       Genitoplasty
   
3. Metode
    Seluruh teori dan praktek materi kurikulum diberikan secara berkesinambungan dalam mengikuti stase di subdivisi bedah urogenital anak dalam bentuk bimbingan, presentasi kasus, merawat pasien di ruangan, melakukan tindakan operasi.
a.       Pemberian teori berupa :
§                       Tugas baca
§                       Presentasi kasus
§                       Referat
§                       Baca jurnal
b.       Pemberian keterampilan klinik berupa :
§ Presentasi teknik operasi
§ Asistensi dalam operasi
§ Pelatihan keterampilan
§ Supervisi
§ Operasi mandiri
§ Merawat di ruangan
§ Dokter di poliklinik




4. Materi
a.       Bacaan yang wajib :
§ O’neill Pediatric Surgery
§ Asheraft Pediatric Surgery
§ Freeman Surgery of  The New Born
§ Raffensperger Swenson Pediatric Surgery
§                                    Ziegler Operativ Pediatric Surgery

b.       Tulisan ilmiah dalam dan luar negeri (jurnal)

5. Evaluasi
Evaluasi peserta untuk teori, sikap dan keterampilan klinik dilakukan secara terjadwal maupun tidak terjadwal dan dilakukan secara terus menerus. Evaluasi dilakukan dalam presentasi kasus, referat, merawat pasien di ruangan, visit ruangan dan keterampilan operasi.

0 comments:

Post a Comment