News Update

Friday, May 17, 2013

Modul Branchial Remnant



MODUL BRANCHIAL REMNANT
NOMOR MODUL: MBA 004
A.  Definisi
Branchial remnant  terbentuk dari bagian celah branchial yang kedua dan kantung faring kedua. Merupakan kelainan bawaan yang ada sejak lahir. Kista bisa berkembang dari struktur branchial yang biasanya terlihat kemudian di masa kanak-kanak. Seringkali didapatkan eksternal opening yang kecil dan tidak diperhatikan untuk beberapa waktu. Drainase spontan berupa cairan mucus biasanya menjadi perhatian orang tua dan menjadi alasan anak di bawa ke fasilitas pengobatan
B.   Waktu
1.        Tingkat pengayaan dimulai dari semester 1 sampai 3.
2.        Kegiatan magang diprogram pada semester 4 sampai semester 6.
3.        Kegiatan mandiri dimulai  dari awal semester 7 sampai akhir masa pendidikan.


Jenis  Penyakit

ICD 10

Tahap I


Tahap II    
Jumlah kasus minimum
PBD
(3bl)
Sem 1
Sem 2
Sem 3
Sem
4
Sem 5
Sem 6
Sem 7
Sem
8
Sem 9

G

M
Kista, Fistula Branchial
Q
18.0

K6

K6

K6

K6

P5.A3

P5.A3

P5.A3

P5.A5

P5.A5


P5.A5

2

5

Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna, warna merah adalah tingkap pengayaan dan pengusaan materi berdasarkan Taksonomi Bloom adalah K6, warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor adalah P2, attitude adalah A3; sedangkan warna hijau adalah tingat mandiri dan pengusaan psikhomotor adalah P5 dan attitude adalah A5.  G : Kegiatan magang    M : Operasi mandiri
                                                                                                  
C.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi dan topografi daerah branchial, patogenesis branchial cyst /fistula mampu menegakkan diagnosis, melakukan persiapan pra operatif, melakukan  tindakan operasi eksisi branchial cyst/fistula , serta perawatan pasca operasi.

2.    Tujuan Khusus
1.    Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi daerah branchial
2.    Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis branchial remnant
3.    Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis branchial remnant
4.    Mampu membuat diagnosis eksisi branchial remnant
5.    Mampu menjelaskan komplikasi branchial remnant
6.    Mampu menjelaskan penanganan dan indikasi operasi branchial remnant
7.    Mampu melakukan tindakan operasi pada branchial remnant
8.    Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya



D.  Strategi dan Metoda Pembelajaran
  1. Pengajaran dan kuliah pengantar
  50 menit
  2. Tinjauan Pustaka
Presentasi teori dasar
Presentasi kasus branchial remnant
   
  1 kali, telaah kepustakaan
  1 kali
  3. Diskusi Kelompok
  2 x 50 menit, diskusi kasus menyangkut diagnosa, operasi, komplikasi operasi, dsb.
  4. Bed side teaching
  2 x ronde
  5. Bimbingan Operasi
Operasi magang
Operasi mandiri
   
  minimal 2 kasus,
  minimal 2 kasus

E.   Kompetensi
  Jenis Kompetensi
  Tingkat
  Kompetensi
  a
Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi daerah branchial
  K6
   
   
  b
Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis branchial remnant
  K6
   
   
  c
Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis branchial remnant
  K6
   
   
  d
Mampu membuat diagnosis eksisi branchial remnant
  K6
   
   
  e
Mampu menjelaskan komplikasi branchial remnant
  K6
  P2
  A3
  f
Mampu menjelaskan penanganan dan indikasi operasi branchial remnant
  K6
  P5
  A5
  g
Mampu melakukan tindakan operasi pada branchial remnant
  K6
  P5
  A5
  h
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
  K6
  P5
  A5






F.   Persiapan Sesi
(1) Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup :
a.              Embriologi, anatomi dan topografi daerah branchial
b.              Patologi dan patogenesis branchial remnant
c.              Gejala, tanda klinis dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis branchial remnant
d.              Penanganan dan indikasi operasi branchial remnant
e.              Perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
(2)      Presentasi teknik operasi
(3)      Peralatan penunjang untuk materi (audio-visual)

G.  Referensi
1.    Grosfeld JL, O’Neill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG. Cyst and sinuses of The Neck dalam Pediatric Surgery. 6th ed. 2006. pg 861 - 873
2.    O’Neill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Cyst and sdinuses of the neck dalam Principles of Pediatric Surgery. 2nd ed. pg 437-450
3.    Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Head and Neck sinuses and masses dalam Pediatric Sugery. 4th ed. 2005. pg 1054 - 1064
4.    P. Puri, M. Holwarth. Pediatric Surgery. 2006. pg 139-152
H.  Gambaran Umum
Fistula yang terbentuk dari bagian celah branchial yang kedua dan kantung faring kedua. Merupakan kelainan bawaan yang ada sejak lahir. Kista bisa berkembang dari struktur branchial yang biasanya terlihat kemudian di masa kanak-kanak. Seringkali didapatkan eksternal opening yang kecil dan tidak diperhatikan untuk beberapa waktu. Drainase spontan berupa cairan mucus biasanya menjadi perhatian orang tua dan menjadi alasan anak di bawa ke fasilitas pengobatan
Riwayat penyakit seringkali tidak didapatkan gejala. Bila berupa kista berkembang biasanya terlihat di masa kanak- kanak berupa bengkak di bagian posterior atau anterior dari telinga atau inferior dari daun telinga di regio sub mandibula. Bila berupa fistula atau sinus akan terdeteksi bila terdapat eksternal opening. Seringkali terjadi infeksi sehingga terlihat sebagai massa yang terinfeksi
Pemeriksaan fisik keluarnya cairan mukus dari eksternal opening yang dapat diraba sepanjang batas dari muskulus sternocleidomastoideus bila berupa fistula atau sinus branchial. Bila berupa kista akan lebih sulit didiagnosis karena berada lebih di dalam sepanjang batas anterior muskulus sternocleidomastoideus.
Baik kista maupun fistula harus dieksisi.
I.     Contoh Kasus
Seorang anak laki- laki 4 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan di bawah telinga kiri yang disertai ada keluar cairan kental dari lubang kecil di bawah telinga tersebut. Benjolan tidak diperhatikan oleh orang tua. Karena keluar cairan dari lubang kecil inilah orang tua membawa anaknya berobat
Pertanyaan :
1.      Apakah diagnosis pasien ini?
2.      Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya?
3.      Pada umur berapa sebaiknya dilakukan tindakan?

J.    Rangkuman
Branchial remnant terbentuk dari bagian celah branchial yang kedua dan kantung faring kedua. Merupakan kelainan bawaan yang ada sejak lahir. Kista bisa berkembang dari struktur branchial yang biasanya terlihat kemudian di masa kanak-kanak. Seringkali didapatkan eksternal opening yang kecil dan tidak diperhatikan untuk beberapa waktu. Drainase spontan berupa cairan mucus biasanya menjadi perhatian orang tua dan menjadi alasan anak di bawa ke fasilitas pengobatan
Riwayat penyakit seringkali tidak didapatkan gejala. Bila berupa kista berkembang biasanya terlihat di masa kanak- kanak berupa bengkak di bagian posterior atau anterior dari telinga atau inferior dari daun telinga di regio sub mandibula. Bila berupa fistula atau sinus akan terdeteksi bila terdapat eksternal opening. Seringkali terjadi infeksi sehingga terlihat sebagai massa yang terinfeksi
Pemeriksaan fisik keluarnya cairan mukus dari eksternal opening yang dapat diraba sepanjang batas dari muskulus sternocleidomastoideus bila berupa fistula atau sinus branchial. Bila berupa kista akan lebih sulit didiagnosis karena berada lebih di dalam sepanjang batas anterior muskulus sternocleidomastoideus.
Baik kista maupun fistula harus dieksisi.
K.  Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
Metode Penilaian
Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi daerah branchial
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis branchial remnant
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis branchial remnant
Ujian lisan dan tulis
Mampu membuat diagnosis eksisi branchial remnant
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan komplikasi branchial remnant
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
Mampu menjelaskan penanganan dan indikasi operasi branchial remnant
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
Mampu melakukan tindakan operasi pada branchial remnant
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log

L.   Instrumen Penilaian
a.      Ujian Pretest
Ujian ini dilaksanakan pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan operasi. 

b.      Ujian Post test
Ujian ini dilakukan pada akhir stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain.  Materi ujian merupakan pengembangan dari ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.  Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang diajarkan dalam waktu 3 bulan ini.   Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis.

c.       Buku Log
Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik.  Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.

M. Materi Baku
1.    Menegakkan diagnosis
a.       Riwayat penyakit seringkali tidak didapatkan gejala. Bila berupa kista berkembang biasanya terlihat di masa kanak- kanak berupa bengkak di bagian posterior atau anterior dari telinga atau inferior dari daun telinga di regio sub mandibula. Bila berupa fistula atau sinus akan terdeteksi bila terdapat eksternal opening. Seringkali terjadi infeksi sehingga terlihat sebagai massa yang terinfeksi
b.      Pemeriksaan fisik keluarnya cairan mukus dari eksternal opening yang dapat diraba sepanjang batas dari muskulus sternocleidomastoideus bila berupa fistula atau sinus branchial. Bila berupa kista akan lebih sulit didiagnosis karena berada lebih di dalam sepanjang batas anterior muskulus sternocleidomastoideus.

2.    Pengelolaan Penderita :
a.     Persiapan operasi
·   Inform Consent
·   Puasa dilakukan 6 jam sebelum pembedahaan
·   Pasang infus, beri cairan standard (NaCl, RL) dengan tetesan sesuai kebutuhan.
b.    Tehnik Operasi
Pasien dalam posisi supine, dalam anestesi umum dengan posisi sedikit hiperekstensi leher. Posisi dipertahankan dengan menaruh bantalan. Insisi kecil elips transversal dibuat mengelilingi eksternal opening dan diperdalam melewati fascia cervicalis. Diseksi awal sepanjang batas inferior dari insisi, sehingga jejak  yang ascending dapat diidentifikasi dari bawah dan tidak mencederai. Penggunaan lup sangat dianjurkan sehingga visualisasi lebih jelas memungkinkan diseksi jejak dari invasi otot, fascia dan lemak.diseksi diteruskan cephalad, tetap pada jalur sampai visualisasi dari bagian paling superior dari jejak menjadi sulit. Pada tingkat ini insisi kedua seperti anak tangga yang arahnya lebih cephalad mungkin diperlukan untuk paparan yang memadai. Jalur didorong melalui insisi kedua dan diseksi dilanjutkan cephalad antara percabangan arteri karotis sampai pada titik di mana jalur berinsersi ke faring, fistula di jahit dan diligasi dengan benang absorbable. Luka ditutup secara lapis demi lapis dengan benang absorbable dan tidak perlu drain.
3.    Pasca bedah
Komplikasi operasi :
·         perdarahan
·         infeksi luka operasi
·         rekurensi  
N.  Algoritma



















O.  PENUNTUN BELAJAR DAN DAFTAR TILIK
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
  1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
  2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3.      Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D      Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)                      
PENUNTUN BELAJAR
EKSISI KOMPLIT


KEGIATAN
I.                    Memahami data-data preoperasi yang diperlukan
a.       Memahami keluhan dan gejala pasien
b.      Memahami pemeriksaan fisik
c.       Memahami pemeriksaan penunjang
a.       Melakukan tindakan Eksisi komplit
b.      Dilakukan narkose umum
c.       Posisi pasien secara supinasi
d.      Lakukan tindakan a dan antiseptik di daerah operasi.
e.       Insisi di lakukan mengelilingi eksternal opening
f.       Irisan diperdalam lapis demi lapis
g.       Diseksi tract sampai bagian percabangan arteri karotis dan titik di mana jalur berinsersi ke faring
h.      Dilakukan eksisi kista/ ligasi fistula
i.        Luka operasi ditutup dengan jahitan subkutikuler
II.                Penyelesaian
a.        Memberitahukan dan menjelaskan keadaanpasien kepada keluarganya
b.      Membuat laporan operasi










DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
EKSISI KOMPLIT
( Di isi oleh pengajar)
Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
ü:     Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
Ï:    Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
PESERTA  :                                                                                       TANGGAL  :
                        KEGIATAN
NILAI
I.                    PENDAHULUAN
1.      Memberikan penjelasan dan ijin tindakan



2.      Menetapkan indikasi



3.      Memahami data data preoperasi seperti klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang



II.                 TEHNIK TINDAKAN EKSISI KISTA



4.      Pasien diposisikan supinasi



5.      Melakukan tindakan a dan antisepsis pada pasien



6.      Melakukan drapping pada pasien



7.      Melakukan insisi mengelilingi kista



8.      Irisan diperdalam lapis demi lapis



9.      Melakukan eksisi kista



10.  Melakukan penutupan luka operasi secara subkutikuler



III.              PENYELESAIAN



11.  Memberitahukan dan menjelaskan keadaanpasien kepada keluarganya



12.  Membuat laporan operasi























Komentar/ Ringkasan
Rekomendasi

Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________
P.   Kata Kunci : Branchial remnant, eksisi komplit



1 comments:

Essen Aquatic said...


wihh nice info, saya pengunjung setia web anda
kunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan
Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
Pengobatan Artritis septik

Post a Comment