NEUROBLASTOMA
Oleh
Berliani Hijriawati
Dosen
Pembimbing
dr.Nunik Agustriani, Sp.B, Sp.BA
BAGIAN/SMF BEDAH ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
RS. DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Referat
NEUROBLASTOMA
Oleh :
Berliani
Hijriawati
Telah dibacakan pada Forum Pertemuan Ilmiah
Mingguan Bagian Ilmu Bedah Anak
____________________________
Dosen Pembimbing :
dr.Nunik
Agustriani, Sp.B, Sp.BA
BAGIAN/SMF BEDAH ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
RS. DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
2013
NEUROBLASTOMA
Definisi
Neuroblastoma
adalah tumor neuroblastik dari sel neural
crest primordial yang terdapat disepanjang sistem saraf simpatis. Neuroblastoma
adalah malignancy solid ekstrakranial
yang paling umum pada kanak –kanak dan tumor malignant yang paling umum
pada pasien usia lebih muda dari umur 1 tahun. Selain itu, neuroblastoma
mewakili 7% sampai 10% dari semua keganasan didiagnosis pada pasien anak-anak
lebih muda dari 15 tahun dan bertanggung jawab untuk sekitar 15% dari semua
kematian kanker pediatrik. Namun, neuroblastoma adalah penyakit heterogen.
Tumor dapat regresi spontan atau matur, atau dapat sangat agresif, malignant
fenotip. Presentasi neuroblastoma tergantung
dari lokasi anatomis di sistem saraf simpatis dimana tumor primer berkembang
dan status metastase. Neuroblastoma ini merupakan tumor yang paling sering pada
dekade awal kehidupan, sekitar 80% pada anak-anak dibawah usia 4 tahun1.
Penyakit lokal berkaitan dengan
sistem saraf simpatis, mencapai dasar tengkorak sampai pelvis. Presentasi yang
paling umum adalah massa abdomen, dengan 35% kasus yang timbul dari sel
adrenergik pada medulla adrenal, 35% pada ganglia paraspinal, 20% pada mediastinum
posterior, dan 5% pada pelvis dan 5% dileher2.
Epidemiologi
Ini pada umumnya merupakan tumor
solid pada anak kurang dari 4 tahun. Insidensinya neuroblastoma 10,5/juta anak
dibawah umur 15 tahun. Usia rata-rata yang ditunjukkan adalah 23 bulan, dengan
puncaknya 0-4 tahun. Umumnya terjadi pada laki-laki daripada perempuan (1,2:1),
tidak ada predileksi ras atau geografi. Merupakan penyakit familial2.
Embriologi
Glandula adrenal
berkembang dari dua sel yang asalnya
berbeda. Kortek adrenal dibentuk dari sel yang berasal dari mesoderm sedangkan medula adrenal berkembang dari sel neural crest. Sel neural
crest dibentuk dari migrasi ventrolateral dari sel neuro-ectodermal yang berasal dari tabung saraf sekitar minggu ke 3 perkembangan. Sel neural crest ini dibagi
menjadi 2 kelompok sel yang menimbulkan ganglia sensoris dari kranial dan saraf
tulang belakang serta migrasi ke berbagai posisi lain dalam tubuh untuk
menimbulkan melanosit dan ganglia simpatik. Kortek adrenal dibentuk pertama,
biasanya selama minggu ke 6 perkembangan.
Minggu ke 7 sel neural crest dari ganglia simpatik bermigrasi membentuk massa
pada sisi medial dari perkembangan kortek. Selama beberapa bulan berikutnya
sampai kelahiran janin, korteks akan tumbuh dan berdiferensiasi mengelilingi
sekitar massa sel puncak saraf. Ketika mereka dikelilingi, sel-sel diferensiasi
ke dalam sel-sel sekretori dari medula adrenal. Pada sekitar usia 1 tahun akhir
dari pembentukan glandula adrenal menunjukkan 3 lapisan korteks adrenal
mengelilingi sel matur dari medulla adrenal3.
Gambar
1. Alur diferensiasi sel neural crest
Patologi
Neuroblastoma adalah tumor embrional
dari sistem saraf simpatis. Tumor ini muncul selama fetal atau kehidupan awal
postnatal dari sel sympathetic (sympathogonia) berasal dari neural crest. Secara histologi,gambaran
dari neuroblastoma tidak spesifik, sel tumor bulat biru kecil dengan sel-sel
yang seragam, dengan inti hiperkromatik padat dan sitoplasma minimal. Menurut
klasifikasi International Neuroblastoma Pathology Classification System (INPC),
tumor diklasifikasikan baik dan kurang baik, tergantung pada derajat
diferensiasi neuroblast, berisi Schwannian stroma, indeks mitosis-karyorrhexis,
dan usia saat diagnosis4.
Gambar
1. Karakteristik gambaran histologi dari neuroblastoma
Klasifikasi
Pada tahun 1984, Shimada dan rekan pertama
kali mengembangkan klasifikasi age-linked sistem dari tumor neuroblastik
berdasarkan morfologi tumor yang dibagi kelompok menurut prognosis yaitu
histologi baik dan histologi tidak baik. Sistem Klasifikasi Shimada berdasarkan
1.
Mitosis karyorexis
indeks (MKI)
2.
Umur anak
3.
Derajat diferensiasi
4.
Stroma
rich atau stroma poor
Prognosis baik
meliputi infant, low MKI, stroma rich
tumor, tumor diferensiasi baik atau tumor dengan diferensiasi derajat campuran5.
MKI didefinisikan jumlah sel tumor
yang mitosis atau karyorrhexis per 5000 sel neuroblastik (low MKI < 100 sel,
intermediate 100-200 sel, high>200 sel)
Biologi Molekuler
Isi DNA
Sel manusia normal berisi 2 copy
masing-masing 23 kromosom. Sel diploid normal mempunyai 46 kromosom. Mayoritas
(55%) dari neuroblastoma primer adalah triploid atau “near triploid/hyperdiploid” dan berisi antara 58 dan 80 kromosom.
Sisanya (45%) adalah near diploid (35-57 kromosom) atau near-tetraploid (81-103
kromosom). “DNA index” dari tumor adalah rasio dari jumlah kromosom yaitu
diploid kromosom (46), dengan DNA index 1, sel near triploid mempunyai DNA
index 1,26-1,76.4
Amplifikasi MYCN
MYCN onkogen menghasilkan
onkoprotein, yang merupakan faktor transkripsi yang mungkin menyebabkan
pertumbuhan tidak teratur saat ekspresi berlebihan. Amplifikasi MYCN (>10
copi/sel) dihubungkan dengan metastasis penyakit, perkembangan penyakit yang
cepat dan hasil yang buruk dan sebagai penanda prognostik melebihi semua tanda
sitogenetik lainnya. Amplifikasi berasal dari lengan distal dari kromosom 2
(2p24) dan diisi MYCN proto-onkogen. MYCN berhubungan dengan nukleus protein
dalam perkembangan sistem saraf dan jaringan lain. Target ekspresi MYCN adalah perkembangan neuroblastoma.
Secara keseluruhan, 25%
neuroblastoma pada anak mempunyai amplifikasi MYCN, 40% dengan penyakit advance
tetapi hanya 5-10% dengan penyakit low
stage. Pasien dengan amplifikasi MYCN diterapi secara intensif dengan
strategi multimodalitas apapun luasnya penyakit dan terlepas dari usia.4
Perubahan
kromosom
Perilaku tumor yang agresif dapat
dikaitkan dengan penghapusan kromosom 1p36.3 atau 11q23.
Gejala klinis
Pasien dengan neuroblastoma biasanya
menunjukkan gejala dan tanda menurut lokasi primer dan perluasan dari penyakit,
meskipun sering asimptomatik. Karena 75% dari neuroblastoma terjadi pada kavum
abdomen (50% pada glandula adrenal, 25% di retroperitoneum), massa abdomen
dideteksi saat pemeriksaan fisik, dengan keluhan nyeri perut. Lokasi primer
yang lain termasuk mediatinum posterior (20%), regio cervical (1%), dan pelvis
(4%). Distress respirasi atau disfagia mungkin refleksi dari tumor regio
toraks. Perubahan defekasi dan buang air kecil disebabkan kompresi dari spinal
cord dari tumor paraspinal. Tumor pada leher atau toraks bagian atas dapat
menyebabkan Horner sindrom (ptosis,miosis dan anhidrosis), enophtalmus, dan
heterochromia iris. Ataksia cerebral akut
diobservasi, ditandai sindrom dancing eye, opsoklonus, myoclonus dan
chaotic nistagmus. Dua sampai tiga kasus terjadi pada bayi dengan tumor primer
di mediastinum. Tanda dan gejala lain akibat dari sekresi katekolamin dan
vasoactive intestinal polypeptide meliputi diare, penurunan berat badan, dan
hipertensi.2,4
Penyebaran neuroblastoma menurut
umur dan stadium tampak pada tabel 3. Lebih dari 40% pasien dengan penyakit
metastase. Pada pasien yang lebih tua, neuroblastoma mempunyai pola metastasis
penyakit ke bone marrow, limfonodi, dan tulang. Manifestasi metastase ke tulang
(nyeri tulang) atau anemia (infiltrasi bone marrow). Otak, spinal cord,
jantung, paru-paru merupakan lokasi yang jarang untuk metastasis. Metastasis
juga dihubungkan dengan “racoon eyes”, hasil dari penyebaran plexux vena
retro-orbital
Diagnosis
Laboratorium
Lactate Dehydrogenase
Walaupun tidak
spesifik,serum lactate dehydrogenase (LDH) dapat menentukan signifikansi prognostik.
Nilai serum LDH yang tinggi menandai aktivitas proliferasi atau luasnya tumor.
Nilai LDH > 1500 IU/L dihubungkan dengan prognosis yang buruk. LDH dapat
digunakan untuk monitor aktivitas penyakit atau respon terapi.4
Ferritin
Nilai yang
tinggi dari serum ferritin (>150 ng/mL) juga merupakan gambaran besarnya
tumor atau cepatnya pembesaran tumor. Peningkatan serum feritin sering pada
stadium advance dan mengindikasikan prognosis yang buruk. Nilai ini sering
kembali normal selama remisi klinis.4
Neuron Spesific Enolase
Neuron spesific
Enolase (NSE) adalah suatu isoenzim enolase glikolitik dan terdapat didalam
neuron pada jaringan saraf pusat dan perifer. Pada neuroblastoma, NSE berasal
dari jaringan tumor dan nilai level serum biasanya berhubungan erat dengan
kondisi klinis pasien. Sayangnya nilai yang tinggi pada NSE, tidak selalu
spesifik untuk neuroblastoma, dan bisa juga terdapat pada pasien dengan tumor
wilms, limfoma, hepatoma. Batas nilai teratas untuk serum NSE berkisar 14.6
ng/mL. Kadar NSE paling tinggi terdapat pada neuroblastoma yang meluas dan
sudah metastasis, dibandingkan pada yang terlokalisir. Nilai serum yang lebih
tinggi dari 100ng/mL, biasanya berhubungan dengan stadium lanjut yang memiliki
prognostik buruk.4
Katekolamin dan Metabolitnya
Ketika sel-sel
neuroblast yang berasal dari neural crest ini berubah bentuk menjadi
neoplastik, mereka ditandai dengan tidak sempurnanya sintesis dari katekolamin
dan prekursornya, seperti epinefrin (E), norepinefrin (NE), 3,4
dihydroxyphenilalanine (DOPA) dan dopamin (DA), dan juga metabolitnya seperti
vanillymaandellic acid (VMA), homovanillic acid (HVA), methoxydopamine (MDA),
dan methanephrine (MN), normethanephrine (NME) dan 3 methoxytyramine (3MT).
Neuroblastoma kekurangan enzim phenylethanolamine N-methyltranferase, yang
mengubah noreepinefrin menjadi epinefrin. Sel-sel neuroblastoma tidak memiliki
kantong-kantong penyimpanan katekolamin, seperti layaknya sel-sel normal,
sehingga katekolamin ini dilepaskan kedalam sirkulasi yang secara cepat mengalami
degradasi menjadi VMA dan HVA. VMA dan HVA dapat dinilai dari urin, dan
keduanya sangat berguna untuk diagnosis dan memonitor aktivitas penyakit.1
Hasil metabolit katekolamin urin
meningkat 90-95% pada pasien neuroblastoma. Biasanya nilai urin tampung 24 jam
dinilai, tetapi saat ini, urin sewaktu dengan menggunakan sensitivitas assay
dapat juga digunakan dan memiliki sensitivitas yang sejajar. Nilai normal untuk
VMA dalam urin 0.35 mmol/24 jam, sedangkan nilai normal untuk HVA dalam urin
adalah 0,40 mmol/24 jam.
Sayangnya,
katekolamin dan metabolitnya ini, sangat tidak mungkin mendeteksi adanya
kekambuhan selama perawatan pasien neuroblastoma yang sedang diterapi. Pada
beberapa kasus dengan diagnosis kekambuhan, metabolit-metabolit ini hanya
meningkat 55%, jika dibandingkan saat awal presentasi, lebih dari 90%
sensitifitasnya. Oleh karena itu, adanya relaps penyakit ini atau
perkembangannya, tidak dapat dideteksi secara reliable hanya dengan petanda
tumor saja. 1
Pemeriksaan Radiologi
Radiography
Rontgen
dada dapat digunakan untuk memperlihatkan massa mediastinum posterior, biasanya
neuroblastoma di toraks pada anak.
Ultrasonography
Walaupun
ultrasonography merupakan modalitas yang lebih sering digunakan pada penilaian
awal dari suspek massa abdomen, sensitivitas dan akurasinya kurang dibandingkan
computed tomography (CT) atau
magnetic resonance imaging (MRI) untuk diagnosis neuroblastoma. Modalitas lain
biasanya digunakan setelah screening dengan USG untuk menyingkirkan diagnosis
banding. Gambaran USG neuroblastoma lesi solid, heterogen.4
Computed Tomography
(CT)
CT
umumnya digunakan digunakan sebagai modalitas untuk evaluasi neuroblastoma. Itu
dapat menunjukkan kalsifikasi pada 85% kasus neuroblastoma. Perluasan
intraspinal dari tumor dapat dilihat pada CT dengan kontras. Secara
keseluruhan, CT dengan kontras dilaporkan akurasinya sebesar 82% dalam
mendefinisikan luasnya neuroblastoma. Dengan akurasi mendekati 97% ketika
dilakukan dengan bone scan.CT Scan
adalah metode yang menggambarkan massa abdomen yang dapat dilakukan tanpa
pembiusan, yang juga menunjukkan bukti daerah invasi, bungkus vaskuler,
limfadenopati, dan kalsifikasi, yang sangat sugestif dari diagnosis, khususnya
berkaitan dengan membedakan antara neuroblastoma dan tumor wilms.4
Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
MRI
adalah modalitas imaging yang lebih sensitif untuk diagnosis dan staging dari
neuroblastoma. MRI lebih akurat daripada CT untuk mendeteksi penyakit stadium
4. Sensitivitas MRI adalah 83%, sedangkan CT 43%. Spesifitas MRI 97% sedangkan
CT 88%. MRI adalah modalitas pilihan untuk menentukan keterlibatan sumsum
tulang belakang.4
Scintigraphy
Metaiodobenzylguanidine
(MIBG) merupakan imaging pilihan untuk mengevaluasi penyebaran ke tulang dan
bone marrow oleh neuroblastoma. Isotop 123 dari I-metaiodobenzylguanidine (123I-MIBG)
selektif diambil sel tumor mensekresi katekolamin (ditunjukkan lebih dari 90%).4
Bone
Marrow Examination
Biopsi
bone marrow adalah metode rutin dan penting untuk mendeteksi penyebaran bone
marrow pada neuroblastoma. Aspirasi dan biopsi harus dilakukan, meskipun
kedepannya mempunyai diagnosis yang lebih baik.untuk mengumpulkan informasi
yang akurat, diambil spesimen dari lokasi multiple direkomendasikan.
Staging
Tumor
Terdapat
dua sistem primer yang digunakan untuk staging neuroblastoma. Klasifikasi Evans
digunakan oleh the former Children Cancer Group (CCG) dan klasifikasi St Jude
Children’s Research hospital digunakan institusi POG. Klasifikasi Evans
meliputi luasnya tumor, sesuai radiography. Klasifikasi The Jude menggambarkan
staging surgicopatologi, penyebaran limfonodi. Kedua sistem staging mempunyai
nilai prognosis, dibuatlah sistem yang diterima, International Neuroblastoma
Staging system (INSS). Evaluasi dari tumor primer dan penyebaran lokasi
metastasis pada INSS tergantung dari pemeriksaan imaging (CT atau MRI).7
MIBG
Scanning juga di rekomendasi untuk evaluasi awal memonitor respon terapi.
Faktor risiko dan
terapi berdasarkan faktor biologi
Penatalaksanaan
neuroblastoma pada anak tidak hanya berdasarkan dari stadium tetapi juga
berdasar pembagian risiko sesuai klinis dan variabel biologi. Faktor biologi
yang berpengaruh saat ini adalah status MYCN, ploidy (untuk infants),
klasifikasi histopatologi.
Kelompok Risiko
Kelompok
risiko
|
Prediksi angka
bertahan hidup 3 tahun
|
Risiko rendah
|
>90%
|
Risiko sedang
|
70-90%
|
Risiko tinggi
|
<30%
|
a.
Kelompok
risiko rendah
Ø
Stadium 1 ( localized resectable neuroblastoma)
Ø
Stadium 2 < 1 tahun
Ø Stadium
4S
Kemoterapi adjuvant biasanya tidak diperlukan untuk
kelompok pasien ini kecuali pada kasus
pada kasus penyakit stadium 4S yang mengancam kehidupan.
b.
Kelompok
risiko sedang
Ø
Stadium penyakit 3/4/4S , umur < 1 tahun dan gambaran
histologi baik
Ø Stadium
3, lebih dari 1 tahun dengan non-MYCN
dan gambaran histologi baik.
Empat
agen kemoterapi (Cyclophosphamide, doxorubicin, Carboplatin, Etoposide) diberikan
4 atau 8 siklus berdasarkan gambaran histologi. Pembedahan dilakukan setelah
kemoterapi. Jika penyakit timbul kembali, radioterapi dapat dipertimbangkan.
c.
Kelompok
risiko tinggi
Ø
Penyakit stadium 2A/2B,
umur > 1 tahun dan mempunyai
amplifikasi MYCN, gambaran histologi tidak baik.
Ø
Stadium 3/4/4S ,umur < 1 tahun dan amplifikasi MYCN
Ø
Stadium 3 pada anak
> 1 tahun dengan amplifikasi MYCN atau non
MYCN amplified dan gambaran histologi yang tidak baik.
Ø
Stadium 4 pada anak
> 1 tahun
Induksi kemoterapi
multiagen untuk remisi tumor, dan meningkatkan kemungkinan reseksi. Jika respon
buruk, kemoterapi lini kedua digunakan.
Pengobatan
Kelompok Risiko rendah
Semua Pasien INSS
Stadium 1:
1. Pembedahan
tumor primer dengan observasi kekambuhan penyakit. Event free survival (EFS) 3 tahun sebanyak 94%, overall survival (OS) 99%.
Semua pasien dengan
INSS stadium 2A, stadium 2B tanpa amplifikasi MYCN:
1. Pembedahan
tumor primer tanpa kerusakan organ vital. Observasi setelah pembedahan hanya
didapatkan pasien dengan > 50% reseksi tumor primer.
2. Untuk
pasien < 50%: kemoterapi 4 siklus dengan dosis sedang menggunakan
carboplantin, etoposide, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Agen dan dosis
kemoterapi terdapat pada tabel dibawah. Protokol COG ANBL0531 menurunkan
kemoterapi sampai 2 siklus. Selama 3 tahun yang bergejala 85%, keseluruhan survival 99%
Pasien dengan INSS
penyakit stadium 4S:
Mayoritas
pasien dengan INSS stadium 4S masuk kelompok risiko rendah dengan EFS 86% dan
OS 92%
1. Mayoritas
tumor 4S akan regresi spontan, meskipun pasien kurang dari 2 bulan mempunyai
insidensi tinggi gagal nafas dan disfungsi hati oleh karena infiltrasi diffuse
tumor ke hati.
2. Tidak
ada komplikasi yang mengancam jiwa, tidak ada indikasi pengobatan.
3. Reseksi
bedah dari tumor primer biasanya tidak diperlukan, meskipun biopsi lokasi
primer atau lokasi metastasis dibutuhkan untuk kepastian karakteristik biologik
4. Kemoterapi
dimanfaatkan pada pasien dengan komplikasi yang mengancam kehidupan seperti
gangguan pernafasan dan disfungsi hati berat. Penelitian menunjukkan bahwa
secara singkat ciclophosphamide oral dosis rendah (5mg/kg/hari selama 5 hari
setiap 2-3 minggu) atau sampai 4 siklus untik kemoterapi risiko sedang (siklus
1-4, tabel 22-10) sering menginduksi remisi.
Kemoterapi
harus dihentikan jika didapatkan hasil remisi sebelum mencapai 4 siklus kemoterapi.
Radioterapi dosis rendah dapat juga dimanfaatkan (150 cGy dua sampai tiga kali
di 2/3 anterior hati melalui por oblik lateral.
5. Pasien
stadium 4 S dengan biologik tidak baik jarang menjadi calon untuk perawatan
yang lebih intensif.
Kelompok risiko sedang
Pengobatan
Pembedahan
diindikasikan seperti yang dijelaskan dibawah modalitas pengobatan umum
sebelumnya. Tabel dibawah menjelaskan induksi kemoterapi berbagai tingkat
respon dari Pediatric Oncologi Group (POG), the Children’s Cancer Group (COG),
dan the European Neuroblastoma Study Group (ENSG). Baru-baru ini COG,
berdasarkan tahap klinis INSS, umur, dan biologis meliputi MYCN, Shimada
histopatologi, dan ploidi, telah mengembangkan rejimen kemoterapi yang
dirancang untuk memelihara atau meningkatkan kelangsungan hidup untuk
meminimalkan morbiditas akut dan jangka panjang. Rejimen ini menggunakan empat
agen yang paling aktif dalam neuroblastoma (carboplatin, etoposid,
siklofosfamid, dan doxorubicin).
Pasien
dengan neuroblastoma berisiko sedang dan biologi yang menguntungkan mendapatkan
satu saja dari empat siklus kemoterapi, dan pasien dengan biologi tidak
menguntungkan mendapatkan dua program (delapan siklus). Masing-masing siklus
diberikan setiap 3 minggu. Untuk detail kemoterapi, sesuai dengan skema ini:
Tabel.
Induksi regimen kemoterapi dan respon dari Pediatric Oncology Group, Children’s
Cancer Group, dan European Neuroblastoma Study Group
Pengobatan untuk
pasien berisiko sedang
Favorable Biology
Untuk anak umur
< 1 tahun atau berat ≤ 12 kg, dosis kemoterapi diberikan miligram per
kilogram. Masing-masing 4 siklus diberikan dengan interval 3 minggu.
1.
Carboplatin 560 mg/m2
atau 18 mg/kg IV lebih dari 1 jam untuk 1 hari
2.
Etoposide 120 mg/m2
atau 4 mg/kg IV lebih dari 2 jam sehari untuk 3 hari
3.
Cyclophosphamide 1000
mg/m2 atau 33 mg/kg lebih dari 1 jam sehari untuk 1 hari
4.
Doxorubicin 30 mg/m2
atau 1 mg/kg IV lebih dari 60 menit
perhari untuk 1 hari.
Variasi
obat yang diberikan:
Pengobatan untuk
pasien berisiko sedang
Unfavorable Biology
Pasien ini
menerima tambahan 4 siklus kemoterapi:
Kelompok risiko tinggi
Pengobatan
Pembedahan
diindikasikan dilakukan dibawah modalitas pengobatan,dengan probabilitas
ketahanan hidup jangka panjang kelompok pasien kurang dari 15%. Secara
keseluruh angaka ketahanan hidup ditingkatkan menjadi 43-50% dengan
penatalaksanaan yang komprehensif:
1.
Induksi kemoterapi
2.
Terapi konsolidasi
dosis tinggi dengan stem sel autolog
3.
Terapi untuk penyakit
residual minimal:
a. Radiasi
untuk lokasi tumor
b. Agen
nonsitotoksik
Induksi kemo
terapi
Karena
neuroblastoma sensitif kemoterapi, tujuan induksi terapi adalah untuk mereduksi
secara maksimal pada tumor primer dan lokasi metastasis. Durasi induksi terapi
pada masing-masing protokol kira-kira 4-5 bulan.
Terapi konsolidasi
Fase terapi
berikutnya adalah konsolidasi. Tujuannya untuk menghilangkan setiap tumor yang
tersiasa dengan agen sitotoksik myeloablative dan penyelamatan sel induk. 3
tahun survival rate pada pasien yang
diberikan rejimen myeloablative diikuti oleh penyelamatan stem sel jauh lebih
unggul (38-50%) dengan kemoterapi saja (15%). Hal ini terutama berlaku untuk
pasien berisiko sangat tinggi seperti usia lebih dari 1 tahun dan amplifikasi
MYCN penyakit metastasis.
Tabel. Regimen
konsolidasi dan 3 tahun ketahanan hidup dari Recent Pediatric Oncology Group, Children’s cancer group. And European
Neuroblastoma Study group
Monitoring Post Operasi
Monitoring
rutin pasien selama mengikuti kelengkapan terapi, mendeteksi risiko kekambuhan
penyakit. Daftar yang direkomendasikan:
Faktor
risiko untuk kekambuhan:
1. Kekambuhan
lokal pada lokasi primer:
a. Reseksi
inkomplit pada tumor primer. Pengangkatan tumor secara pembedahan pada tumor
primer penting untuk prognosis jangka panjang.
2. Kambuh
pada bone marrow:
a. Sumsum
tulang berisi >0,1%
b. Keterlibatan
sumsum tulang pada saat diagnosis awal
3. Kambuh
pada tulang:
a. Keterlibatan
tulang pada saat diagnosis awal.6
Daftar
Pustaka
1. Sandoval
JA, Malkas LH, Hickey RJ. Clinical significance of serum biomarkers in
pediatric solid mediastinal and abdominal tumors. Int J Mol Sci 2012;
13:1126-53
2. Traunecker
H, Hallet A, A review and update on neuroblastoma, Elsivier, 2011, 103-8
3. Rutigliano
D.N, Quanglia, Neuroblastoma and other adrenal tumor, In: Carachi R, Grosfeld
J.L, Azmy A.F, editors. The surgery of childhood tumors, 2008,11:202-19
4. Ricafort
R. Tumor markers in infancy and childhood. Pediatric in Review 2011, 306-8
5. Square
R, Haider N, Neuroblastoma, Handbook of pediatric surgery, 2010,391-8
6. Lanzkowsky
P, manual of pediatric hematology and oncology, 2005, 540-46
1 comments:
I'm glad you enjoyed the post. That is very interesting I love reading and I am always searching for informative information like this. Thanks for your great and helpful presentation I like your good service.I always appreciate your post.
methyltranferase assay
Post a Comment