News Update

RSUP Dr Sardjito

Blog residen bedah anak UGM sebagai wahana komunikasi ilmiah dan nyantai antar residen dan juga dengan masyarakat.

Bedah Anak UGM

Blog residen bedah anak UGM sebagai wahana komunikasi ilmiah dan nyantai antar residen dan juga dengan masyarakat.

Bedah Anak UGM

Blog residen bedah anak UGM sebagai wahana komunikasi ilmiah dan nyantai antar residen dan juga dengan masyarakat.

Gedung Bedah sentral

Disinilah kawah candradimuka kami........

Bedah Anak UGM

Mari....beryanyi......

Bedah Anak UGM

Terima kasih.....

Keindahan

Blog residen bedah anak UGM sebagai wahana komunikasi ilmiah dan nyantai antar residen dan juga dengan masyarakat.

Merapi

Keindahan dan Kewaspadaan....

Terima kasih kami

Terima kasih kepada seluruh guru kami...

Kantor pusat UGM

Disinilah Urusan kami....

Friday, May 31, 2013

Perbani Jogja

Thursday, May 30, 2013

Abdominal Wall Defects

Mikropenis

Internasional

simposium nasional

Wednesday, May 29, 2013

Anatomical Basis of Wilm's Tumor Surgery

Limfadenopati Colli

Cara Pembuatan Materi Ilmiah Bedah Anak

Tuesday, May 28, 2013

Pengobatan adalah kerja tim dan orang tua adalah bagian dari tim tersebut..

Dalam proses pengobatan bukanlah dokter melawan penyakit, namun sebenarnya adalah tim yang terdiri dari dokter, perawat pegawai, orang tua dan anak sebagai pasien yang merupakan bagian dari tim yang bersama sama bergandeng tangan, untuk melawan penyakit. semoga keharmonian kerjasama ini diwarnai dengan cinta kepada sesama.....

Rumah sakitku...rumahku...

mari kita jadikan rumah sakit ini nyaman bagi anak anak. anak adalah masa depan, mari cegak trauma meskipun hal kecil, jadikan kesan kesan indah tatkala mereka berobat, hilangkan rasa takut pada dokter, perawat, raung operasi dan segala hal berkait rumah sakit rumah sakitku.....rumahku............(oooo ternyata itu ya kenapa  pak dokter jarang pulang)

MODUL GASTROSCHISIS



MODUL GASTROSCHISIS
KODE MODUL : MBA 010
A.  Definisi
Gastroschisis adalah kegagalan penutupan dinding perut dengan defek berada di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus) disertai dengan herniasi organ visceral. Defek terjadi akibat disolusi v.umbilicalis dextra yang lebih cepat dibandingkan waktu organogenesis sehingga menyebabkan daerah yang lemah pada mesenkim sehingga mudah rupture dan organ intraabdomen dapat prolaps keluar. Berbeda dengan omfalokel, gastroschisis umumnya tidak berhubungan dengan kelainan kongenital lain.

B.       Waktu
1.            Tingkat pengayaan dimulai di semester 1 dan 3.
2.            Kegiatan magang diprogram pada semester 4 sampai 6.
3.            Kegiatan mandiri dimulai  dari awal semester 7 sampai akhir masa pendidikan.


Jenis  Penyakit

ICD 10

Tahap I


Tahap II    
Jumlah kasus minimum
PBD
(3bl)
Sem 1
Sem 2
Sem 3
Sem
4
Sem 5
Sem 6
Sem 7
Sem
8
Sem 9

G

M
Gastroschizis
Q 79.3

K6

K6

K6

K6

P5.A3

P5.A3

P5.A3


P5.A5

P5.A5


P5.A5

2

5

Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna. Warna merah adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor, attitude (P2,A3); sedangkan warna hijau adalah tingat mandiri dan penguasaan psikomotor dan attitude (P5,A5).  G : Kegiatan magang    M : Operasi mandiri

C.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi dan topografi daerah abdomen, patogenesis gastroschizis, mampu menegakkan diagnosis, melakukan persiapan pra operatif, melakukan  tindakan operasi gastroschisis, serta perawatan pasca operasi.
2.    Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:
  1. Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen
  2. Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis gastroschisis 
  3. Mampu menjelaskan diagnosis gastroschisis
  4. Mampu menjelaskan penanganan gastroschisis 
  5. Mampu melakukan tindakan operasi pada gastroschisis
6.      Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya 







D.  Strategi dan Metoda Pembelajaran
  1. Pengajaran dan kuliah pengantar
  50 menit
  2. Tinjauan Pustaka
Presentasi teori gastroschisis
Presentasi kasus gastroschisis
   
  1 kali, telaah kepustakaan
  1 kali
  3. Diskusi Kelompok
  2 x 50 menit, diskusi kasus menyangkut diagnosis, teknik operasi, penyulit, dsb
  4. Bed side teaching
  3 x ronde
  5. Bimbingan Operasi
Operasi magang
Operasi mandiri
   
  Minimal 2
  Minimal 5 kasus
E.   Kompetensi
  Jenis Kompetensi
  Tingkat
  Kompetensi
  a
Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen
  K6
   
   
  b
Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis gastroschisis
  K6
   
   
  c
Mampu menjelaskan diagnosis gastroschisis
  K6
  P2
  A3
  d
Mampu menjelaskan penanganan gastroschisis
  K6
  P2
  A3
  e
Mampu melakukan tindakan operasi pada gastroschisis
  K6
  P5
  A5
  f
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
  K6
  P5
  A5

F.   Persiapan Sesi
(1) Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup
a)         Embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen
b)        Patologi dan patogenesis gastroschisis 
c)         Diagnosis dan penaganan gastroschisis
d)        Perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
(2) Presentasi teknik operasi
(3) Peralatan penunjang untuk materi (audio-visual)
G.  Referensi
1)      Grosfeld JL, O’Neill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG.  Congenital Defect of Abdominal Wall. Pediatric Surgery 6th ed. Mosby Elsevier. 2006. p. 1157-1170
2)      O’Neill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Abdominal Wall Defect. Dalam Principles of Pediatric Surgery. 2nd ed. . Mosby Elsevier. 2005. p. 423-430
3)      Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Congenital Abdominal Wall Defect. Dalam Pediatric Sugery. 4th ed. Elsevier Saunders. 2005. p. 659-669
4)      P. Puri, M. Holwarth. Gastroschisis.  Dalam Pediatric Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. 2006. p. 161-170
5)      Oldham, K T, Colombani, PM, Foglia, RP, Skinner, MA. Abdominal Wall Defect. Dalam Principles and Practice of Pediatric Surgery, 4th  ed. Lippincott Williams & Wilkins 2005. p. 1104-1119
H.  Gambaran Umum
Gastroschisis adalah kegagalan penutupan dinding perut dengan defek berada di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus) disertai dengan herniasi organ visceral. Saat di dalam kandungan, usus yang keluar dari rongga abdomen kontak dengan cairan amnion menyebabkan terjadi penebalan , pemendekan dan berkembangnya jaringan peel fibrosa yang tebal. Selain itu eviserasi usus menyebabkan malrotasi. Konstriksi pada dasar usus yang mengalami herniasi menyebabkan stenosis, atresia dan volvulus.
Dari anamnesa didapatkan riwayat polihidramnion intra uterin, riwayat persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BB<2 .500="" abdomen="" berada="" dan="" dari="" defek="" dehidrasi.="" di="" dinding="" ditemukan="" eviserasi="" gr="" hipotermi="" intraabdomen="" kanan="" keluhan="" luar="" organ="" pada="" pemeriksaan="" perut.="" sebelah="" selain="" span="" umbilicus="" usus="" yang="">
Diagnosis umumnya dapat ditegakkan tanpa pemeriksaan penunjang lain, USG dapat mendeteksi gastroschisis intrauterine.
Pengelolaan: Primary Abdominal closure, Delayed Abdominal closure (Silo)

J.    Contoh Kasus
Seorang anak laki-laki, usia 2 jam, datang dengan keluhan tidak ada dinding perut pada daerah pusar dan organ dalam perut terpapar udara luar.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan defek pada dinding perut disamping umbilikal dan organ intra abdomen terpapar udara luar.
Pertanyaan:
1.      Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
2.      Kapan sebaiknya dilakukan tindakan operasi?
K.  Rangkuman
Gastroschisis adalah kegagalan penutupan dinding perut dengan defek berada di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus) disertai dengan herniasi organ visceral. Defek terjadi akibat disolusi v.umbilicalis dextra yang lebih cepat dibandingkan waktu organogenesis sehingga menyebabkan daerah yang lemah pada mesenkim sehingga mudah rupture dan organ intraabdomen dapat prolaps keluar.
Berbeda dengan omfalokel, gastroschisis umumnya tidak berhubungan dengan kelainan kongenital lain. Saat di dalam kandungan, usus yang keluar dari rongga abdomen kontak dengan cairan amnion menyebabkan terjadi penebalan , pemendekan dan berkembangnya jaringan peel fibrosa yang tebal. Selain itu eviserasi usus menyebabkan malrotasi. Konstriksi pada dasar usus yang mengalami herniasi menyebabkan stenosis, atresia dan volvulus.
Dari anamnesa didapatkan riwayat polihidramnion intra uterin, riwayat persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BB<2 .500="" abdomen="" berada="" dan="" dari="" defek="" dehidrasi.="" di="" dinding="" ditemukan="" eviserasi="" gr="" hipotermi="" intraabdomen="" kanan="" keluhan="" luar="" organ="" pada="" pemeriksaan="" perut.="" sebelah="" selain="" span="" umbilicus="" usus="" yang="">
Diagnosis umumnya dapat ditegakkan tanpa pemeriksaan penunjang lain, USG dapat mendeteksi gastroschisis intrauterine.
Pengelolaan: Primary Abdominal closure, Delayed Abdominal closure (Silo)







L.   Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
Metode Penilaian
Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis gastroschisis
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan diagnosis gastroschisis
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan penanganan gastroschisis
Ujian lisan dan tulis
Mampu melakukan tindakan operasi pada gastroschisis
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
L.   Instrumen Penilaian
a.    Ujian Pretest
Ujian ini dilaksanakan pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan operasi. 

b.    Ujian Post test
Ujian ini dilakukan pada akhir stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain.  Materi ujian merupakan pengembangan dari ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.  Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang diajarkan dalam waktu 3 bulan ini.   Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis.

c.    Buku Log
Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik.  Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.
M.  Materi Baku
1.    Menegakkan diagnosis
a.       Anamnesa : tampak usus keluar dari rongga perut, riwayat polihidramnion intra uterin,riwayat persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BB<2 .500="" gr="" span="">
b.      Pemeriksaan fisik: defek pada dinding perut sebelah kanan umbilicus, organ intra abdomen terpapar udara luar, hipotermia, tanda- tanda dehidrasi.
c.       Pemeriksaan penunjang:USG intra uterin
2.    Persiapan Pasien
1.      Inform Consent
2.      Puasa dilakukan 4 jam sebelum pembedahaan, pemasangan NGT dekompresi
3.      Pasang infus, beri cairan standard N4dengan tetesan sesuai kebutuhan.
4.      Antibiotik prabedah diberikan secara rutin.


3.    Tehnik Operasi
Primary Abdominal closure
Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum.
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi.
Lapangan operasi ditutup dengan doek steril.
Dilakukan sayatan pada linea mediana kearah atas (proc.xyphoideus) mulai dari batas defek kemudian ke arah bawah mulai dari batas defek s/d simphisis pubis.
Dilakukan dekompresi kea rah proksimal dengan melakukan suctioning NGT dan ke arah distal dengan melakukan washout/ milking s/d anus.
Dilakukan forcefull stretching pada rongga abdomen. Organ yang terletak ekstra abdomen dikembalikan lagi ke rongga abdomen.
Dilakukan penutupan rongga abdomen dengan menjahit kulit secara simple.
Bila terjadi tension atau dianggap dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan itra abdomen maka dilakukan undermining kulit dengan batas fascia atau bahkan dilakukan counter incision.


Closure with Silo
Penderita dalam posisi supine. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi. Lapangan operasi ditutup dengan doek steril. Dilakukan pemasangan silo dengan memasukkan ring ke dalam rongga abdomen dan usus ke dalam silo.
4.    Pasca bedah
Komplikasi:perdarahan,infeksi luka operasi, cedera organ intra abdomen

N.  Algoritma:
Tidak ada
































O.  PENUNTUN BELAJAR DAN DAFTAR TILIK
PENUNTUN  BELAJAR
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
  1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
  2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3.      Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D      Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)                              
PROSEDUR OPERASI Abdominal closure

KEGIATAN
I.                    Memahami data-data preoperasi yang diperlukan
a.       Memahami keluhan dan gejala pasien
b.      Memahami pemeriksaan fisik gastroschisis
II.                Melakukan tindakan Abdominal closure
a.       Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum.
b.      Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi.Lapangan operasi ditutup dengan doek steril.
c.       Dilakukan insisi pada linea mediana mulai proc. xyphoideus sampai supra pubic.
d.      Dilakukan undermining kulit dengan batas fascia.
e.       Dilakukan penutupan rongga abdomen dengan menjahit kulit secara simple.
III.        Penyelesaian
a.       Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya
b.      Membuat laporan operasi dan instruksi pasca operasi














DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PROSEDUR OPERASI Abdominal closure
(diisi oleh pengajar)
Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
ü:     Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
Ï:    Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
PESERTA :                                                                 TANGGAL :
                        KEGIATAN
NILAI
I.           PENDAHULUAN
1.      Memberikan penjelasan dan ijin tindakan



2.      Menetapkan indikasi operasi



3.      Memahami data data preoperasi seperti klinis dan pemeriksaan fisik



II.       TEHNIK TINDAKAN Abdominal closure



4.        Melakukan tindakan aseptik dan antiseptik



5.        Melakukan insisi pada linea mediana mulai proc. xyphoideus sampai supra pubic.



6.        Melakukan undermining kulit dengan batas fascia..



7.        Melakukan penutupan rongga abdomen dengan menjahit kulit secara simple.



III.     PENYELESAIAN



8.        Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya



9.        Membuat laporan operasi dan instruksi pasca operasi



Komentar/Ringkasan:

Rekomendasi:




Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________

P.   Kata Kunci: Gastroschisis, Abdominal closure

