Kode Modul : MBA
001
Ranula adalah kista retensi yang berasal
dari kelenjar liur sublingual akibat adanya sumbatan parsial pada duktus
kelenjar liur akibat kelainan bawaan atau trauma intraoral. Terkadang saluran
kelenjar dapat tertutup secara komplit. Selain itu, kelenjar tersebut dapat
ruptur dan membentuk pseudokista.
B.
Waktu
1.
Tingkat pengayaan dimulai di semester 1 sampai 2
2.
Kegiatan magang diprogram pada semester 3 sampai 5.
3.
Kegiatan mandiri dimulai
dari awal semester semester 6 hingga akhir pendidikan.
Jenis Penyakit
|
ICD 10
|
Tahap
I
|
Tahap II
|
Jumlah kasus minimum
|
|||||||||
PBD
3bl
|
Sem 1
|
Sem 2
|
Sem 3
|
Sem
4
|
Sem 5
|
Sem 6
|
Sem
7
|
Sem 8
|
Sem 9
|
G
|
M
|
||
Ranula
|
|
K6
|
K6
|
K6
|
P2A5
|
P2A5
|
P2A5
|
P5A5
|
P5.A5
|
P5.A5
|
P5.A5
|
2
|
2
|
Kompetensi
yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna, warna merah
adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah
tingkat magang dan pengusaan psikomotor dan attitude (P2A3); sedangkan warna
hijau adalah tingat mandiri dan pengusaan psikomotor dan attitude
(P5A5). G : Kegiatan magang M : Operasi mandiri
|
C. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan
mengerti tentang anatomi dan fisiologi dasar mulut dan kelenjar ludah, memahami dan mengerti
patologi, dan pathogenesis
ranula, dapat menegakkan diagnosis dan pengelolaan ranula dan tindakan operatif yang sesuai
beserta dengan perawatan pasca bedah
2. Tujuan Khusus
- Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi dasar mulut dan kelenjar ludah
- Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis terjadinya ranula
- Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis ranula
- Mampu menjelaskan indikasi dan mengevaluasi hasil pemeriksaan diagnosis
- Mampu melaksanakan persiapan operasi pada pasien ranula
- Mampu menjelaskan indikasi dan melakukan pembedahan pada penderita ranula
- Mampu menjelaskan dan menangani komplikasi ranula
D.
Mampu
melakukan perawatan periopratif dan mengatasi komplikasi Strategi dan Metoda Pembelajaran
1. Pengajaran
dan kuliah pengantar
|
50 menit
|
2. Tinjauan Pustaka
✴
Presentasi teori dasar
✴
Presentasi kasus ranula
|
1 kali, telaah
kepustakaan
1 kali
|
3. Diskusi
Kelompok
|
2 x 50 menit,
diskusi kasus menyangkut diagnosa, operasi, komplikasi operasi, dsb.
|
4. Bed side
teaching
|
2 x ronde
|
5. Bimbingan
Operasi
✴
Operasi magang
✴
Operasi mandiri
|
minimal 2
kasus
minimal 2
kasus
|
E.
Kompetensi
Jenis
Kompetensi
|
Tingkat
Kompetensi
|
|||
a
|
Mampu menjelaskan anatomi dan
fisiologi dasar mulut dan kelenjar ludah
|
K6
|
|
|
b
|
Mampu menjelaskan patologi dan
patogenesis terjadinya ranula
|
K6
|
|
|
c
|
Mampu menjelaskan gejala dan tanda
klinis ranula
|
K6
|
P2
|
A3
|
d
|
Mampu menjelaskan indikasi dan
mengevaluasi hasil pemeriksaan diagnosis
|
K6
|
P2
|
A3
|
e
|
Mampu melaksanakan persiapan operasi
pada pasien ranula
|
K6
|
P5
|
A5
|
f
|
Mampu menjelaskan indikasi dan melakukan
pembedahan pada penderita ranula
|
K6
|
P5
|
A5
|
h
|
Mampu menjelaskan dan menangani komplikasi ranula
|
K6
|
P5
|
A5
|
F.
Persiapan Sesi
(1)
Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus
dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup :
a.
Anatomi
dan fisiologi dasar mulut dan kelenjar ludah
b.
Patologi
dan patogenesis terjadinya ranula
c.
Gejala
dan tanda klinis untuk menegakkan diagnosis ranula
d.
Indikasi
dan tehnik operasi marsupialisasi ranula
e.
Persiapan
operasi pada pasien ranula
f.
Menangani komplikasi ranula
(2)
Presentasi teknik operasi
(3)
Peralatan penunjang untuk materi (Audio-visual)
G. Referensi
1.
Grosfeld, JL. O’neil. JA et al. Salivary Gland Dalam Pediatric Surgery.
6th ed; Mosby Elsevier. Philadelphia 2006. P. 838
2. Ashcraft, KW. Lession of The
Salivary Glands dalam Pediatric Surgery 4th edt. Elsevier. 2005. P. 1063
H. Gambaran Umum
Ranula adalah kista retensi yang berasal
dari kelenjar liur sublingual akibat adanya sumbatan parsial pada duktus
kelenjar liur akibat kelainan bawaan ataupun intraoral trauma
Patofisiology dari ranula bisa karena
kelainan bawaan ataupun akibat intraoral trauma.
Pemeriksaan fisik dari ranula didapatnya
benjolan didasar mulut agak lunak, dengan batas jelas dan bersifat kistik,
tidak nyeri, dan dapat membesar.Diagnostik diperoleh dari pemeriksaan pungsi kista.
Terapi dilakukan dengan melakukan insisi dan marsupialisasi
Komplikasi setelah dilakukan operasi
adalah terjadinya rekurensi
I.
Contoh Kasus
Seorang
bayi berusia 6
bulan datang dengan keluhan benjolan dibawah
lidah yang menetap sejak 3
bulan SMRS.
Pertanyaan :
1.
Apa kemungkinan diagnosis saudara?
2. Bagaimana penatalaksanaan pada
penderita ini?
J.
Rangkuman
Ranula adalah kista retensi yang berasal
dari kelenjar liur sublingual akibat adanya sumbatan parsial pada duktus
kelenjar liur akibat kelainan bawaan ataupun intraoral trauma
Patofisiology dari ranula bisa karena
kelainan bawaan ataupun akibat intraoral trauma.
Pemeriksaan fisik dari ranula didapatnya
benjolan didasar mulut agak lunak, dengan batas jelas dan bersifat kistik,
tidak nyeri, dan dapat membesar.Diagnostik diperoleh dari pemeriksaan pungsi kista.
Terapi dilakukan dengan melakukan insisi dan marsupialisasi
Komplikasi setelah dilakukan operasi
adalah terjadinya rekurensi
K. Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
|
Metode Penilaian
|
Mampu menjelaskan anatomi dan
fisiologi dasar mulut dan kelenjar ludah
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu menjelaskan patologi dan
patogenesis terjadinya ranula
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu menjelaskan gejala dan tanda
klinis ranula
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu menjelaskan indikasi dan
mengevaluasi hasil pemeriksaan diagnosis
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu melaksanakan persiapan operasi
pada pasien ranula
|
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
|
Mampu menjelaskan indikasi dan
melakukan pembedahan pada penderita ranula
|
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
|
Mampu menjelaskan dan menangani komplikasi ranula
|
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
|
L.
Instrumen Penilaian
a. Ujian
Pretest
Ujian ini dilaksanakan
pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada
pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau
prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan
operasi.
b.
Ujian Post test
Ujian ini dilakukan pada
akhir stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain. Materi ujian merupakan pengembangan dari
ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest
untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang
diajarkan dalam waktu 3 bulan ini.
Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta
didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang
kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis.
c.
Buku Log
Buku log merupakan buku
yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif
kompetensi yang didapat dari peserta didik.
Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang
dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang
dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log
juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.
M. Materi Baku
1. Menegakkan diagnosis
a)
Anamnesis
b)
Pemeriksaan fisik dari ranula didapatnya benjolan
didasar mulut agak lunak, dengan batas jelas dan bersifat kistik, tidak nyeri,
dan dapat membesar.
c)
Diagnostik
dari pemeriksaan pungsi kista
2.
Pengelolaan Penderita :
a.
Persiapan operasi
1)
Inform Consent
2)
Puasa dilakukan 4 jam sebelum pembedahaan
3)
Pasang infus, beri cairan standard N4dengan tetesan sesuai
kebutuhan.
4)
Antibiotik prabedah diberikan secara rutin.
b. Tehnik
Operasi
Insisi dan marsupialisasi
Penderita dalam posisi terlentang, dalam general anestesi
baik oral ataupun nasal endotracheal intubasi. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan
operasi, kemudian lapangan operasi dipersempit dengan kain steril.mulut dibuka
dan di tahan dengan menggunakan mouth gag (jennings type). Identifikasi
duktus submandibularis dan orificium ipsilateral dikanulasi dengan lakrimal
probe. Tiga atau empat stay suture digunakan dengan silk 3-0 mengelilingi
daerah mukosa yang akan diinsisi. Mukosa diinsisi dengan menggunakan kauter.
Untuk menghindari cedera pada nervus lingualis ataupun hypoglossus, dapat
digunakan salah satu tekhnik. Tekhnik pertama, dengan membuat insisi didasar
mulut tepat diatas kelenjar dengan duktus dikanulasi dengan lakrimal probe.
Yang kedua, dengan membuat insisi pada lingual ginggiva sulcus, pada molar
pertama, sisi ipsilateral. Full thickness flap dari mucoperiosteum dielevasi
dari permukaan lingual dari mandibula ke dasar mulut. Hal ini dapat menyebabkan
kelenjar lingual menonjol keluar dari periosteum dan dapat dengan mudah
dilakukan eksisi. Luka insisi ditutup dengan meninggalkan suction drain.
Jaringan subcutaneus ditutup dengan 3/0 poliglactin atau chromic suture dan
kulit ditutup dengan 4/0 subcuticular running suture.
3.
Pasca bedah
Komplikasi
Operasi
a) Cedera nervus lingualis dan
hypoglossus
b) Rekurensi
Perawatan pasca Bedah
Hindari untuk menetek dahulu, agar tidak
merusak luka operasi. Oral feeding dimulai 8-12 jam setelah operasi, dengan
menggunakan red rubber catheter untuk gavage feeding selama 24-48 jam. Suction
drain dipertahankan selama 24 jam.
Follow-Up
Kondisi
luka, serta kondisi klinis penderita secara keseluruhan.
N. Algoritme:
Tidak ada
PENUNTUN BELAJAR
Nilailah kinerja
setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap
langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
|
PROSEDUR OPERASI INSISI DAN MARSUPIALISASI
KEGIATAN
|
I.
Memahami data-data preoperasi yang
diperlukan
a.
Memahami keluhan dan gejala pasien
b.
Memahami pemeriksaan fisik atresia biliaris
|
II.
Melakukan tindakan Insisi dan
marsupialisasi
a.
Penderita dalam posisi terlentang, dalam general
anestesi
b.
Dilakukan
tindakan aseptik dan antiseptik
pada lapangan
operasi,
c.
Mulut dibuka dan di tahan dengan
menggunakan mouth gag (jennings type).
d.
Identifikasi duktus submandibularis dan orificium
ipsilateral dikanulasi dengan lakrimal probe.
e.
Tiga atau empat stay suture digunakan dengan silk 3-0
mengelilingi daerah mukosa yang akan diinsisi. Mukosa diinsisi dengan
menggunakan kauter. Untuk menghindari cedera pada nervus lingualis ataupun
hypoglossus, dapat digunakan salah satu tekhnik.
f.
Tehnik pertama, dengan membuat insisi didasar mulut
tepat diatas kelenjar dengan duktus dikanulasi dengan lakrimal probe.
g.
Yang kedua, dengan membuat insisi pada lingual
ginggiva sulcus, pada molar pertama, sisi ipsilateral.
h.
Full thickness flap dari mucoperiosteum dielevasi dari
permukaan lingual dari mandibula ke dasar mulut. Hal ini dapat menyebabkan
kelenjar lingual menonjol keluar dari periosteum dan dapat dengan mudah
dilakukan eksisi.
|
i.
Luka insisi ditutup dengan meninggalkan suction drain.
j.
Jaringan subcutaneus ditutup dengan 3/0 poliglactin
atau chromic suture dan kulit ditutup dengan 4/0 subcuticular running
suture.
|
III.
Penyelesaian
a.
Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya
b.
Membuat laporan operasi
|
DAFTAR
TILIK PENILAIAN KINERJA
PROSEDUR OPERASI INSISI DAN MARSUPIALISASI
(diisi oleh pengajar)
Berikan penilaian tentang kinerja
psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat
melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang
diuraikan dibawah ini:
ü: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan
sesuai dengan prosedur atau panduan standar
Ï: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat
ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak
Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan
tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
|
PESERTA : TANGGAL
:
KEGIATAN
|
NILAI
|
||
I.
PENDAHULUAN
|
|||
1.
Memberikan penjelasan dan ijin tindakan
|
|
|
|
2.
Menetapkan indikasi operasi
|
|
|
|
3.
Memahami data data preoperasi seperti klinis dan pemeriksaan fisik
|
|
|
|
II.
TEHNIK TINDAKAN HERNIORRHAPHY
|
|
|
|
4. Melakukan tindakan aseptik dan antiseptik
|
|
|
|
5.
Mulut dibuka dan di tahan dengan menggunakan mouth gag
(jennings type).
|
|
|
|
6. Identifikasi
duktus submandibularis
|
|
|
|
7.
Mukosa diinsisi dengan menggunakan kauter
|
|
|
|
8.
Melakukan Full thickness flap dari
mucoperiosteum
|
|
|
|
9. Melakukan
pemasangan suction drain pada luka operasi.
|
|
|
|
10. Melakukan
penutupan luka operasi
|
|
|
|
III.
PENYELESAIAN
|
|
|
|
11. Memberitahukan dan menjelaskan
keadaanpasien kepada keluarganya
|
|
|
|
12. Membuat laporan operasi
|
|
|
|
Komentar/Ringkasan:
Rekomendasi:
Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________
0 comments:
Post a Comment