KodeModul : MBA
005
Hygroma kistik adalah bagian dari malformasi saluran limfatik. Malformasi limfatikini secara gross dapat diklasifikasikan sebagai makrokistik (diameter
> 2 cm ), mikrokistik (diameter < 2 cm) atau campuran dari makro dan mikrokistik. Hygroma kistik digunakan untuk tipe malformasil imfatik jenis makrokistik. Malformasi limfatikt idak pernah mengalami regresi. Sekitar 75% kasus ini terjadi didaerah kepala dan leher.Hygroma kistik dapat terjadi sebagai kelainan congenital maupun dapatan (karena trauma).
B.
Waktu
1.
Tingkat pengayaan dimulai di semester 1 sampai 3
2.
Kegiatan magang diprogram pada semester 4 hingga 5.
3.
Kegiatan mandiri dimulai
dari awal semester semester 6 hingga akhir
pendidikan.
JenisPenyakit
|
ICD 10
|
Tahap
I
|
Tahap II
|
Jumlah
kasus minimum
|
|||||||||
PBD
3bl
|
Sem 1
|
Sem 2
|
Sem 3
|
Sem
4
|
Sem 5
|
Sem 6
|
Sem
7
|
Sem 8
|
Sem 9
|
G
|
M
|
||
HygromaKistik
|
D18.1
|
K6
|
K6
|
K6
|
K6
|
P2A3
|
P2A3
|
P5A5
|
P5A5
|
P5.A5
|
P5.A5
|
2
|
2
|
Kompetensi
yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna. Warna merah
adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah
tingkat magang dan pengusaan psikomotor, attitude (P2,A3); sedangkan warna
hijau adalah tingat mandiri dan penguasaan psikomotor dan attitude (P5,A5). G : Kegiatan magang M : Operasi mandiri
|
C. Tujuan
1.
TujuanUmum
Setelah
menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi hygroma kistik, anatomi dan topografi daerah leher serta patogenesis hygroma kistik.
Peserta didik mampu menegakkan diagnosis, melakukan persiapan dan perawatan perioperatif serta melakukan tindakan operasi eksisi hygroma kistik.
2.
TujuanKhusus
1. Mampu menjelaskan embriologi malformasi limfatik.
2. Mampu menjelaskan anatomi dan topografi daerah leher
3. Mampu menjelaskan patologi dan pathogenesis hygroma kistik
4. Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk
diagnosis hygroma kistik
5. Mampu membuat diagnosis hygroma kistik
dan diagnosis bandingnya
6. Mampu menjelaskan komplikasi operasi hygroma kistik, khususnya pada daerah kepala leher.
7.
Mampu menjelaskan penanganan operatifdan non operatif dari hygroma kistik
8.
Mampu
melakukan tindakan
operatif pada hygroma kistik
9.
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
D. StrategidanMetodaPembelajaran
1. Pengajaran dan kuliah pengantar
|
50 menit
|
2. Tinjauan Pustaka
✴
Presentasi teori dasar
✴
Presentasi kasus hygroma kistik
|
1 kali, telaah kepustakaan
1 kali
|
3. Diskusi Kelompok
|
2 x 50 menit,
diskusi kasus menyangkut diagnosa, operasi, komplikasi operasi, dsb.
|
4. Bed side
teaching
|
2 x ronde
|
5. Bimbingan Operasi
✴
Operasi magan
✴
Operasi mandiri
|
minimal 2
kasus,
minimal 2 kasus
|
E.
Kompetensi
JenisKompetensi
|
Tingkat
Kompetensi
|
|||
a
|
Mampu menjelaskan embriologi malformasi limfatik
|
K6
|
|
|
b
|
Mampu menjelaskan anatomi dan topografi daerah leher
|
K6
|
|
|
c
|
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
|
K6
|
P2
|
A3
|
d
|
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
|
K6
|
P2
|
A3
|
e
|
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
|
K6
|
P2
|
A3
|
f
|
Mampu menjelaskan komplikasi operasi hygroma kistik, khususnya pada daerah kepala leher
|
K6
|
P5
|
A5
|
g
|
Mampu menjelaskan penanganan operatif dan non operatif dari hygroma kistik
|
K6
|
P5
|
A5
|
h
|
Mampu melakukan tindakan operatif pada hygroma kistik
|
K6
|
P5
|
A5
|
i
|
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
|
K6
|
P5
|
A5
|
F.
PersiapanSesi
(1)
Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup
a. Anatomi dan topografi daerah leher dan embriologi malformasi limfatik.
b. Patologi dan pathogenesis hygroma kistik
c. Gejala,
tanda klinis, dan pemeriksaan
penunjang untuk mengakkan diagnosis hygroma kistik
d. Penanganan operatif dan non operatif dari hygroma kistik
e. Tehnik operatif pada
hygroma kistik
f. Perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
(2)
Presentasi teknik operasi
(3)
Peralatan penunjang untuk materi (audio-visual)
G. Referensi
1. Grosfeld JL, O’Neill JA,
Fonkalsrud EW, Coran AG. Lymphatic malformation. Principles of Pediatric Surgery. 6th ed. 2006.
2. O’Neill JA, Grosfeld JL,
Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Principles of Pediatric Surgery. 2nd
ed.
3. Ashcraft, Holcomb KW,
Murphy GW, Patrick J. Pediatric Surgery. 4th ed. 2005.
4. P. Puri, M. Holwarth. Pediatric
Surgery. 2006.
H. GambaranUmum
Hygroma kistik adalah bagian dari malformasi saluran limfatik. Malformasi limfatik ini secara gross dapat diklasifikasikan sebagai makrokistik (diameter >2cm ), mikrokistik (diameter <
2cm) atau campuran dari makro dan mikrokistik. Istilah hygroma kistik digunakan untuk tipe malformasi limfatik jenis makrokistik. Kelainan ini tidak pernah mengalami regresi. Sekitar
75% kasus ini terjadi di daerah kepala dan leher. Hygroma kistik dapat terjadi sebagai kelainan congenital maupun dapatan (karena trauma).
Pada anamnesis didapatkan adanya riwayat massa pada janin saat pemeriksaan
ultrasonografi prenatal trimester pertama. Pada saat lahir didapatkan benjolan pada daerah kepala atau leher. Benjolan membengkak jika terjadi infeksi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa yang lembut,
tidak nyeri dan kompresibel di daerah leher, positif pada pemeriksaan transiluminasi.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan seperti foto servikal untuk melihat adakah penekanan dari saluran nafas dan USG daerah leher. Pengelolaan pasien yaitu dengan eksisi hygroma.
I.
ContohKasus
Seorang bayi baru lahir dengan benjolan pada daerah leher. Menurut ibunya, benjolan tampak membesar ,
panas badan (-). Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa
kistik dengan konsistensi kenyal, berlobus – lobus, nyeri tekan (-), tes transiluminasi (+).
Pertanyaan:
1.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
2.
Kapan sebaiknya dilakukan tindakan
operasi?
J.
Rangkuman
Hygroma kistik adalah bagian dari malformasi saluran limfatik. Malformasi limfatik ini secara gross dapat diklasifikasikan sebagai makrokistik (diameter >2cm ), mikrokistik (diameter <
2cm) atau campuran dari makro dan mikrokistik. Istilah hygroma kistik digunakan untuk tipe malformasi limfatik jenis makrokistik. Kelainan ini tidak pernah mengalami regresi. Sekitar
75% kasus ini terjadi di daerah kepala dan leher. Hygroma kistik dapat terjadi sebagai kelainan congenital maupun dapatan (karena trauma).
Pada anamnesis didapatkan adanya riwayat massa pada janin
saat pemeriksaan ultrasonografi prenatal trimester pertama. Pada saat lahir didapatkan benjolan pada daerah kepala atau leher. Benjolan membengkak jika terjadi infeksi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa yang
lembut, tidak nyeri dan kompresibel di daerah leher, positif pada pemeriksaan
transiluminasi.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan seperti foto servikal untuk melihat adakah penekanan dari saluran nafas dan USG daerah leher. Pengelolaan pasien yaitu dengan eksisi hygroma.
K. Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
|
Metode Penilaian
|
Mampu menjelaskanembriologi malformasi limfatik.
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu menjelaskan anatomi dan topografi daerah leher
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu menjelaskan patologi dan pathogenesis hygroma kistik
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis hygroma kistik
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik
dan diagnosis bandingnya
|
Ujian lisan dan tulis
|
Mampu menjelaskan komplikasi operasi hygroma kistik, khususnya pada daerah kepala leher.
|
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
|
Mampu menjelaskan penanganan operatif dan non operatif dari hygroma kistik
|
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
|
Mampu melakukan tindakan operatif pada hygroma kistik
|
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
|
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
|
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
|
L.
InstrumenPenilaian
a.
Ujian Pretest
Ujian ini dilaksanakan pada awal
stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan
esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur
yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan
operasi.
b. Ujian
Post test
Ujian ini dilakukan pada akhir
stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain. Materi ujian merupakan pengembangan dari
ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest
untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang
diajarkan dalam waktu 3 bulan ini.
Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta
didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang
kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis.
c. Buku
Log
Buku log merupakan buku yang
mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif
kompetensi yang didapat dari peserta didik.
Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang
dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang
dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log
juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.
M. Materi Baku
1.
Menegakkan diagnosis
a.
Riwayat:
·
Prenatal: dapat diketahui secara
ultrasonografi pada trimester pertama.
·
Saat lahir: benjolan pada daerah kepala/leher.
b.
Pemeriksaan fisik: Massa kistik, tidak nyeri dan kompresibel di daerah leher, dengan
transiluminasi (+).
c. Pemeriksaan penunjang:
·
Foto servikal untuk melihat adakah penekanan dari saluran nafas
·
USG daerah leher
2.
PengelolaanPenderita :
a.
Persiapan operasi
1.
Inform Consent
2.
Puasa dilakukan 6 jam sebelum pembedahaan
3.
Pasang infus, beri cairan standard (NaCl, RL) dengan tetesan sesuai
kebutuhan.
b.
TehnikOperasi
Pasien dilakukan narkose umum.Bagian leher diganjal agar posisi leher hiperekstensi. Lapangan operasi dipersempit dengan linen steril, kemudian dilakukan tindakan
a dan antiseptic pada lapangan operasi. Dilakukan insisi pada bagian superior massa, kutis dan sub kutis diinsisi.
Eksisi dimulai dari margin superior massa, dekat ramus mandibula,
perhatikan cabang mandibular dari nervus fasialis pada daerah ini. Eksisi diupayakan end bloc. Perhatikan pula daerah yang dekat dengan
n. vagus dan n. hipoglossus maupun kelenjar parotis.Bila eksisi telah dilakukan, tutup otot platisma dijahit dengan benang absorbable satu-satu.Kemudian dilakukan pemasangan
drain vakum. Kulit kemudian dijahit satu-satu.
3.
Pascabedah
Komplikasioperasi
:
·
perdarahan
·
infeksilukaoperasi
·
rekurensi
·
defekneurologis
N.
Algoritme
PENUNTUN BELAJAR
Nilailah kinerja
setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap
langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
|
PROSEDUR EKSISI HYGROMA KISTIK
KEGIATAN
|
KASUS
|
I.
Memahami data-data preoperasi yang
diperlukan
a.
Memahami keluhan dan gejala pasien
b.
Memahami pemeriksaanfisik hygroma kistik
|
|
II.
Melakukan tindakan eksisi hygroma
kistik
a.
Pasien dilakukan narkose umum.
b.
Bagian leher diganjal
agar posisi leher hiperekstensi. Lapangan operasi dipersempit dengan
linen steril, kemudian dilakukan tindakan
a dan antiseptic pada lapangan operasi.
c.
Dilakukan insisi pada bagian
superior massa, kutis dan sub kutis diinsisi.
d.
Eksisi dimulai dari
margin superior massa, dekat ramus mandibula,
perhatikan cabang mandibular dari nervus fasialis pada daerah ini.
e.
Eksisi diupayaka end bloc. Perhatikan pula daerah yang
dekat dengan n. vagus dan n. hipoglossus maupun kelenjar parotis.
f.
Bila eksisi telah dilakukan,
tutup otot platisma dijahit dengan benang
absorbable satu-satu.Kemudian dilakukan pemasangan
drain vakum.
g.
Kulit kemudian dijahit satu-satu.
|
|
III.
Penyelesaian
a.
Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya
b.
Membuat laporan operasi
c.
Mengirim bahan pemeriksaan ke laborotorium patologi
|
|
DAFTAR
TILIK PENILAIAN KINERJA
PROSEDUR OPERASI EKSISI HIGROMA KISTIK
(diisiolehpengajar)
Berikan penilaian tentang kinerja
psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat
melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang
diuraikan dibawah ini:
ü: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan
sesuai dengan prosedur atau panduan standar
Ï: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat
ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak
Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan
tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
|
PESERTA : TANGGAL
KEGIATAN
|
NILAI
|
||
I.
PENDAHULUAN
|
|||
1.
Memberikan penjelasan dan ijin tindakan
|
|
|
|
2.
Menetapkan indikasioperasi
|
|
|
|
3.
Memahami data data preoperasi seperti klinisdanpemeriksaanfisik
|
|
|
|
II.
TEHNIK TINDAKAN EKSISI HYGROMA KISTIK
|
|
|
|
4. Melakukan tindakan aseptikdanantiseptik
|
|
|
|
5.
Melakukan insisi di daerah superior massa
|
|
|
|
6.
Melakukan eksisi dimulai dari
daerah mandibularis diteruskan ke medial dengan melakukan preservasi saraf di
daerah leher
|
|
|
|
7.
Melakukanpenutupanplatisma
|
|
|
|
8.
Melakukanpemasangan drain
|
|
|
|
9. Melakukan penutupan kulit
|
|
|
|
10. Melakukan penutupan luka operasi
|
|
|
|
III.
PENYELESAIAN
|
|
|
|
11. Memberitahukan dan menjelaskan
keadaanpasien kepada keluarganya
|
|
|
|
12. Membuat laporan operasi
|
|
|
|
13. Mengirim bahan pemeriksaan ke
laboratorium patologi
|
|
|
|
Komentar/Ringkasan:
Rekomendasi:
Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________
0 comments:
Post a Comment