News Update

Friday, May 17, 2013

Modul Hygroma Kistik



MODUL HYGROMA KISTIK
KodeModul : MBA 005
A.  Definisi
Hygroma kistik adalah bagian dari malformasi saluran limfatik. Malformasi limfatikini secara gross dapat diklasifikasikan sebagai makrokistik (diameter > 2 cm ), mikrokistik (diameter < 2 cm) atau campuran dari makro dan mikrokistik. Hygroma kistik digunakan untuk tipe malformasil imfatik jenis makrokistik. Malformasi limfatikt idak pernah mengalami regresi. Sekitar 75% kasus ini terjadi didaerah kepala dan leher.Hygroma kistik dapat terjadi sebagai kelainan congenital maupun dapatan (karena  trauma).
B.   Waktu
1.        Tingkat pengayaan dimulai di semester 1 sampai 3
2.        Kegiatan magang diprogram pada semester 4 hingga 5.
3.        Kegiatan mandiri dimulai  dari awal semester semester 6 hingga akhir pendidikan.


JenisPenyakit

ICD 10

Tahap I


Tahap II
Jumlah
kasus minimum
PBD
3bl 
Sem 1
Sem 2
Sem 3
Sem
4
Sem 5
Sem 6
Sem
7
Sem 8
Sem 9

G

M

HygromaKistik

D18.1

K6

K6

K6

K6

P2A3

P2A3

P5A5

P5A5

P5.A5


P5.A5

2

2

Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna. Warna merah adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor, attitude (P2,A3); sedangkan warna hijau adalah tingat mandiri dan penguasaan psikomotor dan attitude (P5,A5).  G : Kegiatan magang    M : Operasi mandiri
                                                                                                  
C.  Tujuan
1.    TujuanUmum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi hygroma kistik, anatomi dan topografi daerah leher serta patogenesis hygroma kistik. Peserta didik mampu menegakkan diagnosis, melakukan persiapan dan perawatan perioperatif serta melakukan tindakan operasi eksisi hygroma kistik.

2.    TujuanKhusus
1.    Mampu menjelaskan embriologi malformasi limfatik.
2.    Mampu menjelaskan anatomi dan topografi daerah leher
3.    Mampu menjelaskan patologi dan pathogenesis hygroma kistik
4.    Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis hygroma kistik
5.    Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
6.    Mampu menjelaskan komplikasi operasi hygroma kistik, khususnya pada daerah kepala leher.
7.    Mampu menjelaskan penanganan operatifdan non operatif dari hygroma kistik
8.    Mampu melakukan tindakan operatif pada hygroma kistik
9.    Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya



D.  StrategidanMetodaPembelajaran
  1. Pengajaran dan kuliah pengantar
  50 menit
  2. Tinjauan Pustaka
Presentasi teori dasar
Presentasi kasus hygroma kistik
   
  1 kali, telaah kepustakaan
  1 kali
  3. Diskusi Kelompok
  2 x 50 menit, diskusi kasus menyangkut diagnosa, operasi, komplikasi operasi, dsb.
  4. Bed side teaching
  2 x ronde
  5. Bimbingan Operasi
Operasi magan
Operasi mandiri
   
  minimal 2 kasus,
  minimal 2 kasus

E.   Kompetensi
  JenisKompetensi
  Tingkat
  Kompetensi
  a
Mampu menjelaskan embriologi malformasi limfatik
  K6
   
   
  b
Mampu menjelaskan anatomi dan topografi daerah leher
  K6
   
   
  c
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
  K6
  P2
  A3
  d
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
  K6
  P2
  A3
  e
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
  K6
  P2
  A3
  f
Mampu menjelaskan komplikasi operasi hygroma kistik, khususnya pada daerah kepala leher
  K6
  P5
  A5
  g
Mampu menjelaskan penanganan operatif dan non operatif dari hygroma kistik
  K6
  P5
  A5
  h
Mampu melakukan tindakan operatif pada hygroma kistik
  K6
  P5
  A5
  i
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
  K6
P5
A5


F.   PersiapanSesi
(1) Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup
a.       Anatomi dan topografi daerah leher dan embriologi malformasi limfatik.
b.      Patologi dan pathogenesis hygroma kistik
c.       Gejala, tanda klinis, dan pemeriksaan penunjang untuk mengakkan diagnosis hygroma kistik
d.      Penanganan operatif dan non operatif dari hygroma kistik
e.       Tehnik operatif pada hygroma kistik
f.       Perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
(2)      Presentasi teknik operasi
(3)      Peralatan penunjang untuk materi (audio-visual)

G.  Referensi
1.    Grosfeld JL, O’Neill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG. Lymphatic malformation. Principles of Pediatric  Surgery. 6th ed. 2006.
2.    O’Neill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Principles of Pediatric Surgery. 2nd ed.
3.    Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Pediatric Surgery. 4th ed. 2005.
4.    P. Puri, M. Holwarth. Pediatric Surgery. 2006.

H.  GambaranUmum
Hygroma kistik adalah bagian dari malformasi saluran limfatik. Malformasi limfatik ini secara gross dapat diklasifikasikan sebagai makrokistik (diameter >2cm ), mikrokistik (diameter < 2cm) atau campuran dari makro dan mikrokistik. Istilah hygroma kistik digunakan untuk tipe malformasi limfatik jenis makrokistik. Kelainan ini tidak pernah mengalami regresi. Sekitar 75% kasus ini terjadi di daerah kepala dan leher. Hygroma kistik dapat terjadi sebagai kelainan congenital maupun dapatan (karena trauma). 
Pada anamnesis didapatkan adanya riwayat massa pada janin saat pemeriksaan ultrasonografi prenatal trimester pertama. Pada saat lahir didapatkan benjolan pada daerah kepala atau leher. Benjolan membengkak jika terjadi infeksi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa yang lembut, tidak nyeri dan kompresibel di daerah leher, positif pada pemeriksaan transiluminasi.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan seperti foto servikal untuk melihat adakah penekanan dari saluran nafas dan USG daerah leher. Pengelolaan pasien yaitu dengan eksisi hygroma.


I.     ContohKasus
Seorang bayi baru lahir dengan benjolan pada daerah leher. Menurut ibunya, benjolan tampak membesar , panas badan (-). Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa kistik dengan konsistensi kenyal, berlobus – lobus, nyeri tekan (-), tes transiluminasi (+).  
Pertanyaan:
1.      Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
2.      Kapan sebaiknya dilakukan tindakan operasi?
J.    Rangkuman
Hygroma kistik adalah bagian dari malformasi saluran limfatik. Malformasi limfatik ini secara gross dapat diklasifikasikan sebagai makrokistik (diameter >2cm ), mikrokistik (diameter < 2cm) atau campuran dari makro dan mikrokistik. Istilah hygroma kistik digunakan untuk tipe malformasi limfatik jenis makrokistik. Kelainan ini tidak pernah mengalami regresi. Sekitar 75% kasus ini terjadi di daerah kepala dan leher. Hygroma kistik dapat terjadi sebagai kelainan congenital maupun dapatan (karena trauma). 
Pada anamnesis didapatkan adanya riwayat massa pada janin saat pemeriksaan ultrasonografi prenatal trimester pertama. Pada saat lahir didapatkan benjolan pada daerah kepala atau leher. Benjolan membengkak jika terjadi infeksi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa yang lembut, tidak nyeri dan kompresibel di daerah leher, positif pada pemeriksaan transiluminasi.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan seperti foto servikal untuk melihat adakah penekanan dari saluran nafas dan USG daerah leher. Pengelolaan pasien yaitu dengan eksisi hygroma.







K.  Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
Metode Penilaian
Mampu menjelaskanembriologi malformasi limfatik.
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan anatomi dan topografi daerah leher
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan patologi dan pathogenesis hygroma kistik
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis hygroma kistik
Ujian lisan dan tulis
Mampu membuat diagnosis hygroma kistik dan diagnosis bandingnya
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan komplikasi operasi hygroma kistik, khususnya pada daerah kepala leher.
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
Mampu menjelaskan penanganan operatif dan non operatif dari hygroma kistik
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
Mampu melakukan tindakan operatif pada hygroma kistik
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log

L.   InstrumenPenilaian
a.      Ujian Pretest
Ujian ini dilaksanakan pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan operasi. 

b.      Ujian Post test
Ujian ini dilakukan pada akhir stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain.  Materi ujian merupakan pengembangan dari ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.  Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang diajarkan dalam waktu 3 bulan ini.   Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis.

c.       Buku Log
Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik.  Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.

M.  Materi Baku
1.    Menegakkan diagnosis
a.       Riwayat:
·         Prenatal: dapat diketahui secara ultrasonografi pada trimester pertama.
·         Saat lahir: benjolan pada daerah kepala/leher.
b.      Pemeriksaan fisik: Massa kistik, tidak nyeri dan kompresibel di daerah leher, dengan transiluminasi (+).
c.       Pemeriksaan penunjang:
·       Foto servikal untuk melihat adakah penekanan dari saluran nafas
·       USG daerah leher
2.    PengelolaanPenderita :
a.     Persiapan operasi
1.      Inform Consent
2.      Puasa dilakukan 6 jam sebelum pembedahaan
3.      Pasang infus, beri cairan standard (NaCl, RL) dengan tetesan sesuai kebutuhan.
b.    TehnikOperasi
Pasien dilakukan narkose umum.Bagian leher diganjal agar posisi leher hiperekstensi. Lapangan operasi dipersempit dengan linen steril, kemudian dilakukan tindakan a dan antiseptic pada lapangan operasi. Dilakukan insisi pada bagian superior massa, kutis dan sub kutis diinsisi. Eksisi dimulai dari margin superior massa, dekat ramus mandibula, perhatikan cabang mandibular dari nervus fasialis pada daerah ini. Eksisi diupayakan end bloc. Perhatikan pula daerah yang dekat dengan n. vagus dan n. hipoglossus maupun kelenjar parotis.Bila eksisi telah dilakukan, tutup otot platisma dijahit dengan benang absorbable satu-satu.Kemudian dilakukan pemasangan drain vakum. Kulit kemudian dijahit satu-satu.

3.    Pascabedah
Komplikasioperasi :
·         perdarahan
·         infeksilukaoperasi
·         rekurensi
·         defekneurologis



N.  Algoritme
           











O.  PENUNTUN BELAJAR DAN DAFTAR TILIK
PENUNTUN  BELAJAR
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
  1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
  2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3.      Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)               
PROSEDUR EKSISI HYGROMA KISTIK

KEGIATAN
KASUS
I.                    Memahami data-data preoperasi yang diperlukan
a.       Memahami keluhan dan gejala pasien
b.      Memahami pemeriksaanfisik hygroma kistik

II.                Melakukan tindakan eksisi hygroma kistik
a.       Pasien dilakukan narkose umum.
b.      Bagian leher diganjal agar posisi leher hiperekstensi. Lapangan operasi dipersempit dengan linen steril, kemudian dilakukan tindakan a dan antiseptic pada lapangan operasi.
c.       Dilakukan insisi pada bagian superior massa, kutis dan sub kutis diinsisi.
d.      Eksisi dimulai dari margin superior massa, dekat ramus mandibula, perhatikan cabang mandibular dari nervus fasialis pada daerah ini.
e.       Eksisi diupayaka end bloc. Perhatikan pula daerah yang dekat dengan n. vagus dan n. hipoglossus maupun kelenjar parotis.
f.       Bila eksisi telah dilakukan, tutup otot platisma dijahit dengan benang absorbable satu-satu.Kemudian dilakukan pemasangan drain vakum.
g.       Kulit kemudian dijahit satu-satu.

III.             Penyelesaian
a.       Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya
b.      Membuat laporan operasi
c.       Mengirim bahan pemeriksaan ke laborotorium patologi











DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PROSEDUR OPERASI EKSISI HIGROMA KISTIK
(diisiolehpengajar)

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
ü:     Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
Ï:    Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
PESERTA :                                                                 TANGGAL
                        KEGIATAN
NILAI
I.                    PENDAHULUAN
1.      Memberikan penjelasan dan ijin tindakan



2.      Menetapkan indikasioperasi



3.      Memahami data data preoperasi seperti klinisdanpemeriksaanfisik



II.                 TEHNIK TINDAKAN EKSISI HYGROMA KISTIK



4.      Melakukan tindakan aseptikdanantiseptik



5.      Melakukan insisi di daerah superior massa



6.      Melakukan  eksisi dimulai dari daerah mandibularis diteruskan ke medial dengan melakukan preservasi saraf di daerah leher



7.      Melakukanpenutupanplatisma



8.      Melakukanpemasangan drain



9.      Melakukan penutupan kulit



10.  Melakukan penutupan luka operasi



III.              PENYELESAIAN



11.  Memberitahukan dan menjelaskan keadaanpasien kepada keluarganya



12.  Membuat laporan operasi



13.  Mengirim bahan pemeriksaan ke laboratorium patologi



Komentar/Ringkasan:

Rekomendasi:


Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________

P.    KataKunci: Hygromakistik, Eksisi

0 comments:

Post a Comment