Selamat siang, Anak saya usia 6 bulan, laki-laki dgn berat lahir 3kg dan berat akhir 8.9kg, sejak lahir didiagnosa menderita Hirschprung Disease. Sudah di colostomy sejak usia sekitar 1 bulan dan saat ini sudah diperbolehkan menjalani operasi rekonstruksi usus. Satu2nya Dokter SpBA setempat memberikan 2 opsi tindak pembedahan. Dengan alat (titanium) atau tanpa alat (colostomy dipindah ke anus). Pertimbangan saya untuk opsi pertama adalah mengkhawatirkan efek mendatang dari adanya 'benda asing (titanium)' dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sedangkan jika dalam kasus pemasangan spiral pada KB saja harus diganti setiap 5 tahun dan bukankah kondisi alami tubuh umumnya menolak 'benda asing'? Pertimbangan opsi kedua adalah posisi colostomy yang akan berpindah di anus sedangkan anak saya sudah mulai posisi duduk, apakah nanti tidak akan berpengaruh ke perkembangannya? dan bagaimana dengan efek anestesi karena otomatis akan ada pembedahan selanjutnya? Sehubungan saya ada diluar pulau Jawa dengan keterbatasan dokter maupun rumah sakit, saya berharap mendapat informasi lebih dari dokter2 sekalian disini, apakah ada opsi lainnya selain 2 opsi diatas? atau prosedur apa yang umumnya direcommend? Kalaupun tidak ada, sebaiknya opsi mana yang saya pilih dgn tingkat resiko dan efek terkecil? Apa resiko terburuk dari kesalahan pemilihan tindakan rekonstruksi? Karena saya diluar daerah saya perlu persiapan extra jika harus melakukan operasi ini di kota besar. Berapa lama prosedur operasi kasus ini umumnya dan berapa lama proses recoverynya? Adakah hal-hal lain yang harus saya ketahui untuk persiapan operasi rekonstruksi?
1 comments:
Selamat siang,
Anak saya usia 6 bulan, laki-laki dgn berat lahir 3kg dan berat akhir 8.9kg, sejak lahir didiagnosa menderita Hirschprung Disease. Sudah di colostomy sejak usia sekitar 1 bulan dan saat ini sudah diperbolehkan menjalani operasi rekonstruksi usus. Satu2nya Dokter SpBA setempat memberikan 2 opsi tindak pembedahan. Dengan alat (titanium) atau tanpa alat (colostomy dipindah ke anus).
Pertimbangan saya untuk opsi pertama adalah mengkhawatirkan efek mendatang dari adanya 'benda asing (titanium)' dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sedangkan jika dalam kasus pemasangan spiral pada KB saja harus diganti setiap 5 tahun dan bukankah kondisi alami tubuh umumnya menolak 'benda asing'?
Pertimbangan opsi kedua adalah posisi colostomy yang akan berpindah di anus sedangkan anak saya sudah mulai posisi duduk, apakah nanti tidak akan berpengaruh ke perkembangannya? dan bagaimana dengan efek anestesi karena otomatis akan ada pembedahan selanjutnya?
Sehubungan saya ada diluar pulau Jawa dengan keterbatasan dokter maupun rumah sakit, saya berharap mendapat informasi lebih dari dokter2 sekalian disini, apakah ada opsi lainnya selain 2 opsi diatas? atau prosedur apa yang umumnya direcommend? Kalaupun tidak ada, sebaiknya opsi mana yang saya pilih dgn tingkat resiko dan efek terkecil? Apa resiko terburuk dari kesalahan pemilihan tindakan rekonstruksi? Karena saya diluar daerah saya perlu persiapan extra jika harus melakukan operasi ini di kota besar. Berapa lama prosedur operasi kasus ini umumnya dan berapa lama proses recoverynya? Adakah hal-hal lain yang harus saya ketahui untuk persiapan operasi rekonstruksi?
Terima kasih untuk perhatiannya.
Irene
Post a Comment