GASTROSCHISIS
KODE MODUL : MBA
010
Gastroschisis :
kegagalan penutupan dinding perut dg defek di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus)
disertai dgn herniasi organ visceral. Defek terjadi akibat disolusi
v.umbilicalis dextra yg lebih cepat dibandingkan waktu organogenesis sehingga
menyebabkan daerah yang lemah pada mesenkim sehingga mudah rupture dan organ
intraabdomen dapat prolaps keluar. Berbeda dengan omfalokel, gastroschisis
umumnya tidak berhubungan dengan kelainan kongenital lain.
Saat di dalam kandungan,
usus yang keluar dari rongga abdomen kontak dengan cairan amnion menyebabkan
terjadi penebalan , pemendekan dan berkembangnya jaringan peel fibrosa yang
tebal. Selain itu eviserasi usus menyebabkan malrotasi. Konstriksi pada dasar
usus yg mengalami herniasi menyebabkan stenosis, atresia dan volvulus.
Riwayat
polihidramnion intra uterin, riwayat
persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BB<2.500
gr) selain keluhan usus yang berada di luar perut. Dari pemeriksaan ditemukan
defek pada dinding abdomen di sebelah kanan umbilicus, eviserasi organ
intraabdomen, hipotermi dan dehidrasi.
Diagnosis
umumnya dapat ditegakkan tanpa pemeriksaan penunjang lain, USG dapat mendeteksi
gastroschisis intrauterine.
Pengelolaan:
Primary Abdominal closure, Delayed
Abdominal closure (Silo)
Kasus : Seorang bayi, L, usia 2 jam, datang dgn keluhan tidak ada dinding perut pada
daerah pusar dan organ dalam perut terpapar udara luar.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan defek pada dinding perut disamping umbilikal dan organ
intra abdomen terpapar udara luar.
Pertanyaan:
ü Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
ü Kapan
sebaiknya dilakukan tindakan operasi?
Materi Baku
Menegakkan
diagnosis
a.
Anamnesa : tampak usus keluar dari rongga perut, riwayat polihidramnion intra uterin,riwayat persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan
lahir rendah (BB<2.500 gr)
b.
Pemeriksaan fisik: defek pada
dinding perut sebelah kanan umbilicus, organ intra abdomen terpapar udara luar, hipotermia, tanda- tanda dehidrasi.
c.
Pemeriksaan penunjang:USG intra uterin
Persiapan
Pasien
1.
Inform Consent
2.
Puasa dilakukan 4 jam sebelum pembedahaan, pemasangan NGT
dekompresi
3.
Pasang infus, beri cairan standard N4dengan tetesan sesuai
kebutuhan.
4.
Antibiotik prabedah diberikan secara rutin.
Tehnik
Operasi
Primary Abdominal closure
Posisi supine, GA, Dilakukan a/antiseptik, ditutup dengan doek steril.
Dilakukan sayatan pada linea mediana kearah atas (proc.xyphoideus) mulai dari
batas defek kemudian ke arah bawah mulai dari batas defek s/d simphisis pubis.
Dilakukan
dekompresi kea rah proksimal dengan melakukan suctioning NGT dan ke arah distal
dengan melakukan washout/ milking s/d anus.
Dilakukan forcefull stretching pada rongga
abdomen. Organ yang terletak ekstra abdomen dikembalikan lagi ke rongga
abdomen.
Dilakukan penutupan rongga abdomen dengan menjahit kulit secara simple.
Bila terjadi tension atau dianggap dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan itra abdomen maka dilakukan undermining kulit dengan batas fascia atau bahkan
dilakukan counter incision.
Closure with Silo
Penderita dalam posisi supine. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi. Lapangan operasi ditutup dengan doek steril. Dilakukan pemasangan silo dg memasukkan ring ke
dalam rongga abdomen dan usus ke dalam silo.
Pasca bedah
Komplikasi: perdarahan, ILO, cedera organ intra
abdomen